Quartararo tidak terlalu terkejut ketika pada akhirnya dia mengalami crash di balapan sprint MotoGP Belanda 2025, karena dia sudah sangat keras berusaha mengalahkan performa motornya.
"Itu adalah momen di mana aku harus memberikan 100%. Setiap posisi yang hilang di awal, tidak akan bisa kuambil kembali di akhir. Jadi aku harus all-out sejak awal," jelasnya.
Karena terlalu keras berusaha, risiko untuk crash menjadi semakin besar sehingga kapan pun bisa mengalami insiden.
"Kualifikasi adalah kekuatan kami, kami kompetitif dalam satu lap. Tapi saat balapan, ketika berada di tengah-tengah pebalap lain, kami sangat kesulitan karena mesin kami," sambungnya.
"Saat keluar dari tikungan 5 kami banyak kehilangan waktu, juga di trek lurus. Kami sedang berusaha, kita lihat saja nanti apa yang bisa kami lakukan," ungkap El Diablo.
Ban yang digunakan Quartararo juga lebih cepat panas saat melaju bersama-sama pembalap lainnya sehingga itu juga berpengaruh.
"Bukan mereka yang harus mengatur lebih dari kami, tapi justru kami yang harus mengatur lebih banyak untuk bisa bertahan bersama mereka," ujarnya.
"Titik lemah kami adalah ban cepat panas. Balapan nanti akan panjang, dan kita lihat saja apa yang bisa kami lakukan," imbuh sang rider.