GridOto.com - Seorang Kepala Desa (Kades) di Sukabumi, Jawa Barat rela jaminkan STNK mobil pribadinya di rumah sakit.
Cerita mengenai latar belakang tindakan tersebut begitu menguras air mata.
Yakni dilakukan Heri Suryana atau akrab disapa Jaro Midun, Kades Cikahuripan, Cisolok, Sukabumi.
Ia melakukan itu sebagai jaminan untuk menebus warganya yang tak bisa membayar tagihan pembayaran setelah tiga hari dirawat di RSUD Palabuhanratu, Sukabumi.
Jaro Midun mengambil langkah itu karena warga yang ia bantu tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan tidak mampu membayar biaya perawatan setelah dirawat selama tiga hari.
Jaro menceritakan, warga berusia 55 tahun dari Kampung Citiis RT 05 RW 05 tersebut sebelumnya mengalami sesak napas, (8/5/25).
Ia sempat ditangani di desa, namun kondisinya memburuk dan akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Panik Tenggorokan Panas, Kades di Luwu Timur Tak Tahu Minum Air Aki Dari Dalam Kulkas
"Masuk ke rumah sakit malam Jumat pukul 23.00 WIB, pas dirawat paginya dicek, ternyata saya cek di desa ternyata dia tidak punya KIS, sudah masuk ke DTKS tapi dia tidak punya KIS. Sehingga pengobatan kan harus berjalan, sempet ditolong kan dirawat sama rumah sakit," ujar Jaro Midun menukil Kompas.com.
Jaro turut membantu mencukupi kebutuhan makan warga tersebut selama masa perawatan.
Namun, saat pasien akan dipulangkan, keluarga mengaku tidak sanggup membayar biaya perawatan.
"Alhamdulillah selama tiga hari dari Jumat, Sabtu dan Minggu, dia nelepon sudah disuruh pulang oleh dokter, sedangkan KIS-nya tidak ada. Sehingga saya langsung datang ke rumah sakit untuk komunikasi dengan pihak rumah sakit," ucapnya.
Biaya rumah sakit tercatat mencapai Rp 1,78 juta.
Jaro Midun hanya memiliki uang Rp 500.000 dan berupaya bernegosiasi agar warganya bisa pulang.
Karena tidak memiliki barang berharga lain, ia akhirnya menjaminkan STNK mobil miliknya kepada pihak rumah sakit.
Baca Juga: Kades Jatibanteng Situbondo Dijambak Polisi, Urusan Rental Honda Brio dan Daihatsu Xenia
"Itu dia kena biaya selama tiga hari itu Rp 1,78 juta, sedangkan yang sakitnya itu keluarganya tidak mampu, tidak punya uang sepeser pun, dia tidak punya uang, waktu itu saya punya uang Rp 500.000 dan saya ke pegawai rumah sakit saya ini ada DP Rp 500.000," terang Midun.
"Dia terima, cuma ada jaminan lagi gak kurangnya, katanya ada jaminannya itu barang berharga, saya kan gak ada jaminan barang berharga lagi selain KTP sama STNK, ya sehingga saya jaminkan STNK," ujarnya.
Saat ini, STNK mobil milik Jaro Midun masih tertahan di RSUD Palabuhanratu.
Ia diberi waktu satu bulan untuk melunasi biaya rumah sakit agar STNK bisa diambil kembali.
"Saya di situ ke pihak rumah sakit kekurangannya andai kata terlambat biar komunikasi ke nomor saya, karena keluarganya gak mungkin bisa membayar melihat kondisinya. Makanya sisanya nanti saya akan bayar sesuai kemampuan saya, itu kan di dalam surat pernyataan satu bulan, tapi saya usahakan hari ini," katanya.
"Kemarin kan saya juga berbicara dengan pegawai kekurangannya akan saya usahakan, saya juga sekarang lagi berusaha andai kata bisa menutupi hari ini ya hari ini, kalau tidak bisa ya nanti kalau sudah ada, karena di dalam perjanjiannya kan satu bulan, jadi STNK saya masih di rumah sakit," lanjutnya.
Jaro berharap pemerintah daerah bisa kembali mengalokasikan anggaran untuk kepesertaan KIS bagi warga miskin agar tidak ada lagi warga yang kesulitan saat membutuhkan layanan kesehatan.