"Kalau kita lihat memang rata-rata kita masuk ke Amerika tarifnya kecil, Amerika masuk ke kita tarifnya besar," jelasnya.
Selain itu GIAMM memahami bahwa tarif yang diterapkan oleh Indonesia ke Amerika Serikat awalnya memang tidak fair, sehingga terjadi hal seperti ini.
"Misalnya wiring harness kita ekspor ke Amerika, tarifnya cuma 5 persen, tapi begitu masuk ke pasar bisa sampai 20 persen," tutur Basuki.
"Mungkin itu yang Amerika merasa nggak fair. Kalau menurut saya disamain saja sama-sama 5 persen atau sama-sama nol gitu kan ya," terang Basuki.