Inilah Petasol, BBM Setara Solar Berasal Dari Olahan Sampah Plastik di Banjarnegara

Irsyaad W - Kamis, 3 April 2025 | 07:05 WIB

Proses pengolahan sampah plastik menjadi BBM di Banjarnegara, Jawa Tengah (Irsyaad W - )

GridOto.com - Acung jempol untuk salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah berikut ini.

Karena di wilayah ini ada BBM baru setara Solar yang berasal dari olahan sampah plastik.

Wilayah tersebut yaitu Kabupaten Banjarnegara.

Pengolahan sampah plastik menjadi BBM setara Solar ini diolah oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Pemkab Banjarnegara dan Bank Sampah Banjarnegara (BSB).

Teknologi pengolahan tersebut menggunakan mesin fast pyrolysis (Faspol). BBM hasil dari prosesnya dinamakan Petasol.

Heru Susanto dari Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) BRIN menuturkan, Petasol telah diuji di laboratorium BRIN dan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas.

Hasil pengujian menyatakan, Petasol memenuhi standar bahan bakar setara minyak solar B0.

Baca Juga: Gak Peduli Harga Naik atau Langka, Warga Desa Ini Ciptakan BBM Sendiri dari Sampah Plastik

"Semakin bersih dan kering sampah plastik yang diolah, maka yield dan kualitasnya semakin baik," ujar Heru, dikutip dari situs web BRIN, (23/3/25).

Koordinator Kelompok Riset Valorisasi Sumber Daya dalam Rekayasa Sirkular Berkelanjutan PR SPBPDH BRIN Tri Martini Patria, menjelaskan, pengolahan sampah plastik menjadi BBM memiliki potensi ekonomi yang menarik.

"Pengolahan sampah plastik menjadi Petasol dengan prinsip ekonomi sirkular tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan," jelas Tria.

Ketua BSB Budi Trisno Aji berujar, Petasol dapat mendukung operasional mesin pertanian di kawasan pertanian Banjarnegara.

"Lebih dari 52 mitra telah mereplikasi teknologi Fasol ini, termasuk dari daerah di luar Pulau Jawa," kata Budi.

Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana mengapresiasi atas pendampingan dan kerja sama yang telah terjalin.

Dia berharap, inovasi tersebut dapat menjadi alternatif solusi bagi permasalahan pengelolaan sampah di Banjarnegara.

"Dalam dua tahun ini telah dihasilkan riset yang mendukung pembangunan di Banjarnegara. Kami masih tetap membutuhkan kehadiran BRIN ke depan, agar harmonisasi kerja sama riset dapat disebarkan pada skala lebih luas," ujar Amalia.