Barulah ketika berlari kencang secara konstan dan panjang, mesin bakar mengambil alih untuk menggerakkan roda karena memang pada kondisi itu ICE lebih irit.
Jika di sistem hybrid serial-paralel ada kesempatan mesin bakar dan motor listrik berkombinasi melajukan mobil (menggerakkan roda), maka pada sistem hybrid e:HEV, ketika keduanya menyala, mesin bakar hanya bertugas mengisi baterai (melalui motor generator), yang kemudian baterai mentenagai motor listrik untuk melajukan mobil.
Sistem kerja yang simpel ini diyakini oleh Honda lebih efektif dalam mencapai efisiensi BBM.
Kenyataannya, GridOto sudah melakukan pengetesan lengkap pada mobil-mobil hybrid Honda yang sudah lebih dulu dijual di Indonesia seperti Honda CR-V RS e:HEV dan Honda Accord RS e:HEV.
Baca Juga: Bareng Siswa FKS, Honda Adakan Ngabuburit Seru di Safety Riding Labs SMKN 1 Bulakamba
Honda CR-V RS e:HEV, misalnya, di rute Dalam Kota dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam mampu meraih 25,6 km/l.
Sedangkan di rute Tol sebagai situasi kecepatan tinggi yang konstan, Honda CR-V RS e:HEV mencapat 17,2 km/l.
Figur itu jelas impresif mengingat tidak pernah ada Honda CR-V di generasi sebelumnya yang mampu mencapai efisiensi sebaik itu.
Asyiknya, tak hanya cemerlang dalam soal kehematan, untuk berakslerasi pun CR-V hybrid terhitung kencang karena bisa melesat 0-100 km/jam dalam 8,3 detik.
So, kapabilitas performa seperti inilah yang membuat ketiga model hybrid Honda berikutnya layak ditunggu.
Sistem hybrid e:HEV akan membuat model-model itu memiliki varian yang sangat berpotensi irit sekaligus cekatan dalam berakselerasi.