Alasannya adalah jelas bahwa kecepatan dan dinamika motor MotoGP jauh lebih ekstrem dibandingkan superbike.
"Ban superbike yang ada akan kewalahan dengan performa MotoGP saat ini. Misalnya, di superbike kami menggunakan senyawa SCX, SCQ, dan SC0, sementara di Moto2 hanya SC0," sambungnya.
"Untuk MotoGP, kami harus menciptakan sesuatu yang benar-benar baru," jelas Barbier.
Meskipun akan ada pengurangan kubikasi mesin pada 2027 mendatang, hal itu tidak membuat MotoGP semerta-merta menjadi lebih mudah dari superbike.
"Kami masih punya dua tahun sebelum debut di MotoGP, jadi saya memperkirakan ada lebih banyak diskusi dengan FIM dan pabrikan," ungkapnya.
"Apakah kita akan mengambil pendekatan konservatif atau tidak? Regulasi baru tampaknya bertujuan mengurangi performa demi keselamatan dan tontonan yang lebih baik. Namun sejarah menunjukkan bahwa penurunan performa hanya bersifat sementara," jelasnya.