GridOto.com - Mantan manajer Valentino Rossi, Carlo Pernat, mengungkap satu fakta mengejutkan soal kematian Marco Simoncelli pada 2011 silam.
Terutama soal sudut pandang Valentino Rossi, yang menurut Carlo Pernat sangat terpukul atas kematian Marco Simoncelli yang juga sahabat baiknya.
Carlo Pernat sangat tahu situasi kala itu, karena pengamat MotoGP tersebut hampir selalu di rumah ayah Marco, Paolo Simoncelli, usai kejadian tersebut.
Pegakuan itu diutarakannya lewat wawancara dengan Secolo XIX, sebagaimana dilansir GridOto.com dari Todocircuito.
"Ketika kejadian Marco, aku berada di rumah Paolo Simoncelli dan keluarganya selama dua bulan," kata Pernat, yang saat itu juga menjadi Manajer pribadi mendiang.
"Kami saling menguatkan untuk terus berjalan ke depan, sebagaimana yang Marco harapkan," jelas Pernat.
Selama dua bulan itu, Valentino Rossi benar-benar merasa bersalah dan tidak berani menunjukkan batang hidungnya ke Paolo Simoncelli.
"Selama dua bulan Valentino tidak muncul ataupun menelpon. Bukan Paolo marah, malah ia merindukannya. Hal itu sangat menyakitkan karena mereka benar-benar sahabat," ungkap Pernat.
Baca Juga: Waduh, Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Keciduk Mengoplos Sesuatu di MotoGP Thailand 2025
Rossi merasa bersalah karena dirinya juga ikut melindas Simoncelli saat kejadian tersebut hingga meninggal.
Seolah The Doctor lah yang 'membunuh' Simoncelli, meski semua tahu bahwa kejadian itu sama sekali bukan kesalahan bos VR46 Racing Team tersebut.
"Kemudian kami paham. Valentino merasa bersalah, karena roda terakhir yang melindas Marco di insiden itu adalah motor Ducati-nya," sambung Pernat.
"Ia (Rossi) mengira kejadian itu adalah kesalahannya," jelas pria yang baru saja melepas jabatannya sebagai Manajer Enea Bastianini tersebut.
Setelah dua bulan kemudian muncul, Pernat mengungkap bahwa Rossi datang ke rumah Paolo Simoncelli dengan berkaca-kaca.
"Ia tiba-tiba datang ke depan pintu. Ketika ia melihat Paolo, ia (Rossi) memeluknya dan bilang 'Aku minta maaf, itu salahku'," ungkap Pernat.
Bahkan Pernat menyebut bahwa Rossi langsung berubah saat itu dan sifatnya berubah drastis.
"Itu adalah momen intens, kami paham apa yang ada di kepalanya. Vale tidak pernah sama lagi sejak 2011," imbuh Pernat.
"Mereka sangat akrab, meski hubungannya sedikit berubah ketika Marco mulai mengalahkannya di beberapa balapan," candanya.