Presiden Direktur Adira Finance Dewa Made Susila mengungkapkan bahwa pelemahan daya beli masyarakat membuat perusahaan menerapkan strategi pembiayaan lebih selektif untuk menjaga kualitas aset.
Total pembiayaan baru Adira Finance tercatat turun 12 persen yoy menjadi Rp 36,6 triliun pada 2024.
Meski demikian, pembiayaan non-otomotif justru tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp 9,8 triliun, dengan kontribusi terbesar dari produk Solusi Dana.
“Solusi Dana adalah pembiayaan multiguna dengan jaminan BPKB kendaraan,” ujar Dewa dalam keterangan resmi, Selasa (26/2/2025).
Adira Finance juga mencatat peningkatan pada segmen pembiayaan kendaraan listrik (EV), dengan total pembiayaan baru untuk kendaraan listrik mencapai Rp 379,6 miliar sepanjang 2024.
Secara keuangan, Adira Finance mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 5 persen yoy menjadi Rp 10,0 triliun.
Namun, terjadi peningkatan pada total beban sebesar 17 persen yoy menjadi Rp8,2 triliun, disebabkan naiknya biaya pendanaan dan biaya kredit.
“Kondisi ini membuat laba bersih terkoreksi menjadi Rp 1,4 triliun,” papar Dewa.
Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Mendrofa menambahkan bahwa rasio profitabilitas perusahaan juga mengalami penyesuaian.
“Return on Asset (ROA) turun menjadi 5,3 persen, sementara Return on Equity (ROE) menjadi 12,7 persen,” ungkap Sylvanus.