GridOto.com - Persiapan Jorge Martin dan Aprilia Racing terganggu dengan crash yang terjadi pada hari pertama tes MotoGP Sepang.
Jorge Martin mengalami patah tulang setelah highside crash di tikungan 2 Sirkuit Sepang, yang memaksanya mundur dari keseluruhan tes Sepang.
Bos Aprilia Racing Massimo Rivola pun terlihat sangat kesal dengan insiden yang sangat merugikan timnya tersebut.
Apalagi Rivola menganggap tidak ada kesalahan apapun soal motor maupun pembalapnya, sebagai penyebab crash.
Belum lagi sebelum insiden parah itu terjadi, Martin juga mengalami insiden juga beberapa lap sebelumnya.
Rivola pun kemudian menuduh ban Michelin sebagai biang kerok yang membuat Martin cedera dan harus menepi selama beberapa pekan ke depan.
Pria asal Italia itu curiga ada kesalahan dari ban, entah produksi yang kurang baik maupun perlakuan yang membuat ban menjadi rusak.
Namun hal itu dibantah keras oleh bos Michelin Motorsport, Piero Taramasso, yang menegaskan bahwa ban yang dibawanya tidak memiliki masalah apapun.
Baca Juga: Ini Penyebab Jorge Martin Crash Secara Aneh di Tes MotoGP Sepang
"Bannya dibuat di pabrik Clermont-Ferrand (Prancis) sebelum GP Belanda tahun lalu (30 Juni 2024). Kemudian dipindah ke Assen tapi tidak digunakan di sana. Disimpan di sana dan kemudian dibawa kesini untuk tes," ungkap Taramasso.
"Selama itu bannya disimpan di kontainer dengan suhu terkontrol. Tidak ada bukti bahwa bannya memiliki masalah," jelasnya melansir Motorsport-Total.
Menurut Taramasso, jika ada yang aneh harusnya Jorge Martin sudah menduganya sejak awal ia menggunakan ban tersebut.
Di sana ada kombinasi beberapa hal yang mungkin membuat insiden yang sangat disayangkan terjadi.
Apalagi berdasarkan data, menurutnya Martin melaju sedikit lebih kencang sebelum crash tersebut terjadi.
"Mungkin berada di temperatur di bawah normal sehingga bannya masih dingin," sambung Taramasso.
"Jorge adalah pembalap yang jika merasakan ada yang aneh, ia akan meminta pergantian ban, tapi nyatanya ia memakainya selama 13 lap," ungkapnya.