Bisa Dihabisin Marc Marquez, Ini Kata-kata Pecco Bagnaia di Launching Tim Ducati Lenovo

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 21 Januari 2025 | 12:05 WIB

Pecco Bagnaia dan Marc Marquez siap mengarungi MotoGP 2025 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Pecco Bagnaia mengeluarkan statement yang cukup bikin geleng-geleng kepala saat launching tim Ducati Lenovo untuk MotoGP 2025.

Pada launching tim Ducati Lenovo tersebut, Pecco Bagnaia menegaskan tetap akan memakai cara lamanya untuk melawan Marc Marquez yang kini satu garasi dengannya.

Cara yang dimaksud adalah gaya 'gentleman' alias 'pria sopan', yang selama ini melekat di diri Pecco Bagnaia.

Bagnaia tak masalah Marc Marquez akan memakai cara keras dan sedikit kotor untuk meraih gelar juara, namun ia takkan membalasnya.

"Aku akan membiarkan (Marc) menjadi pria kasar, aku akan menjadi pria halusnya, aku selalu seperti ini, dan aku tak akan mengubahnya," kata Bagnia, melansir MotoGP.com.

Manajer tim Ducati Lenovo sendiri, Davide Tardozzi, bahkan sempat memarahi Bagnaia gara-gara sifatnya yang terlalu halus tersebut belum lama ini.

MotoGP
Quote Pecco Bagnaia di launching tim Ducati Lenovo menjadi sorotan

Tardozzi sampai memohon agar Bagnaia balapan dengan lebih agresif, karena sifat itu membuatnya kalah oleh Jorge Martin.

"Kau tak bisa selalu menjadi pria sopan. Kau tak bisa. Karena orang-orang ini bisa menendang pantatmu," kata Tardozzi, dalam video yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Yang Ditunggu-tunggu, Begini Tampilan Livery Tim Ducati Lenovo MotoGP 2025

Seperti yang terlihat di kolom komentar Instagram MotoGP, banyak juga penggemar yang menilai sifat semacam ini menunjukkan mental lemah seorang Bagnaia.

Mereka menyayangkan pernyataan ini, karena murid Valentino Rossi itu bisa 'dimakan hidup-hidup' oleh seorang monster seperti Marc Marquez.

Padahal di dunia balap sendiri, sifat yang dimiliki juara dunia tiga kali ini hampir tidak ada di dalam diri seorang juara dunia.

Lihat saja juara-juara lain di MotoGP bahkan termasuk sang guru Valentino Rossi, semuanya tak mau bersikap terlalu baik kepada musuhnya.

Atau Michael Schumacher, yang menjadi juara dan bintang F1 karena sifat ego dan agresivitasnya baik di trek maupun di luar trek.

Para juara ini tahu bahwa menjadi juara dunia memang harus punya ego yang sangat tinggi dan tak bisa meraihnya dengan menjadi seorang pria sopan.