Meski pengalaman lamanya membekas jadi trauma, Alex yakin hal tersebut tak berlaku jika keduanya bersatu di tim Gresini dengan motor Ducati.
"Akan sangat menyenangkan balapan lagi bersamanya. Perbedaan Honda dan Ducati tidak ada habisnya, mulai dari distribusi tenaga," sambung juara Moto2 2019 tersebut.
"Prototipe Jepang distribusi tenaganya brutal, sedangkan yang Italia tidak. Itu cukup membantu tapi menjadi cepat adalah tantangan," jelasnya.
Jika bisa berbagi garasi lagi dengan sang kakak, Alex Marquez sudah membayangkan banyak hal bagus di dalamnya.
"Jika ia bahagia, aku bahagia. Kami berdua bahagia, itu adalah yang paling penting dalam sebuah keluarga," sambungnya.
"Ketika kami berhenti dalam urusan pribadi, Marc dan aku punya pendapat sama, unik dan spesial. Tapi kadang aku jadi tak ingat rasanya menjadi pembalap dan seorang rival (baginya)," jelasnya.