Ini Alasan Kenapa Sprint Race Bakal Jadi Mimpi Buruk di MotoGP 2023

Rezki Alif Pambudi - Jumat, 23 Desember 2022 | 16:43 WIB

Balapan sprint alias sprint race diterapkan di MotoGP 2023 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Dorna Sports dan FIM akan menyelenggarakan balapan sprint alias sprint race pada semua seri di MotoGP 2023.

Balapan sprint di MotoGP 2023 ini dibuat demi tujuan meningkatkan animo fans yang konon mengalami penurunan dalam setahun terakhir ini.

Hadirnya sprint race akan mengubah format akhir pekan di MotoGP, karena ada pengurangan jumlah sesi latihan di kelas premier serta penghapusan sesi warm up Moto2 dan Moto3.

Pengurangan dan penghapusan ini sebagai kompensasi agar kerja para pembalap dan kru tidak bertambah berat.

Meski belum jelas bagaimana pelaksanaannya, sudah banyak kritik meluncur soal sprint race ini.

Salah satunya oleh mantan bos Ducati, Honda dan Suzuki, Livio Suppo, yang mengkritik keras adanya balapan pendek ini.

Menurutnya, balapan sprint ini membuat MotoGP semakin berbahaya.

"Apapun yang mereka bilang, start-nya bukan momen spektakuler dalam balapan tapi malah yang paling berbahaya. Olahraga kita sangat berisiko jadi beberapa momen seharusnya dikurangi, bukan malah ditambah dua kali lipat," kata Suppo dilansir GridOto.com dari Paddock-GP.

Selain itu meski sesi latihan dikurangi, Suppo yakin beban tiap tim semakin bertambah terutama buat para mekanik.

Baca Juga: Honda Rombak Susunan Kru di MotoGP, Joan Mir Baru Gabung Sudah Harus Ganti Crew Chief

"Aku sudah berbicara dengan beberapa mekanikku, mempersiapkan motor untuk balap itu rasanya lebih bikin stres daripada sesi latihan," lanjutnya.

"Pada balapan, kelalaian sedikit pun, contohnya penutupan fairing yang kurang sempurna, merusak segalanya. Jelas ada tekanan lebih buat mekanik dan pembalap," tegas Suppo.

Hal ini jelas membuat para mekanik dan pembalap lebih stres dua kali lipat.

Karena jika latihan pembalap bisa saja kembali ke garasi untuk membetulkan motornya, sedangkan saat balapan berarti semuanya sudah berakhir.

"Membuat 42 start dari segi psikologis adalah stres yang menakutkan. Memikirkan kejuaraan yang panjang, aku paling tidak akan mencoba sprint dulu dalam empat balapan untuk mempelajari efeknya. Jadi semua ini rasanya seperti judi bagiku," tegas Suppo.

Meski tak sepakat dengan sprint race, Suppo hanya bisa berharap upaya Dorna yang berisiko besar ini benar-benar bisa membuat MotoGP naik pamor lagi.

Tapi baginya, Dorna perlu memikirkan cara lain untuk bisa membuat MotoGP semakin populer di dunia.