Uji Coba Mobil Listrik DFSK Gelora E Sebagai Angkutan Umum di Jakarta Dimulai, Ini Rutenya

Wisnu Andebar - Senin, 22 Agustus 2022 | 15:35 WIB

DFSK Gelora E jadi angkutan umum di Jakarta (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Mobil listrik DFSK Gelora E mulai diuji coba oleh PT Transjakarta, sebagai angkutan umum untuk beroperasi di Ibu Kota.

Adapun rute uji coba DFSK Gelora E sebagai angkutan umum akan dilakukan di Jalan Sudirman - Jalan MH Thamrin Jakarta.

Kendaraan komersial ringan listrik asal China ini rencananya akan diuji coba selama tiga bulan sebagai sarana transportasi umum di Jakarta.

Marketing Head PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi mengatakan, bahwa penggunaan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi sangat dibutuhkan untuk menunjang mobilitas yang efisien dan ramah lingkungan.

"Oleh sebab itu, rencana pemerintah untuk menggunakan kendaraan-kendaraan listrik sebagai sarana transportasi umum mendapatkan dukungan penuh dari DFSK," ujar Achmad Rofiqi dalam keterangan resminya, Senin (22/8/2022).

DFSK Gelora E yang dipakai oleh Transjakarta ini, sudah di desain layaknya bodi Mikotrans JakLingko dengan kombinasi warna biru dan hijau.

Kemudian untuk posisi tempat duduknya sudah disesuaikan, yakni dibuat berhadap-hadapan sehingga dapat menampung banyak penumpang.

Sejumlah fitur juga disematkan untuk menunjang kenyamanan dan keamanan penumpang, mulai dari AC, perangkat hiburan, CCTV dan GPS.

Dari segi dimensi, DFSK Gelora E memiliki ukuran panjang 4.500 mm, lebar 1.680 mm, tinggi 2.000 mm, yang memberikan kabin luas dan lapang.

Baca Juga: Dukung Kawasan Wisata Danau Toba, Pemerintah Lakukan Uji Coba DFSK Gelora E

Untuk spesifikasinya, mobil listrik ini menggunakan baterai Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH, dengan jarak tempuh 300 km berdasarkan metode pengujian New European Driving Cycle (NEDC).

Untuk pengisiannya tidak memerlukan waktu yang lama berkat dukungan fast charging sehingga pengisian daya dari 20 persen ke 80 persen hanya 80 menit.

Untuk biaya operasionalnya, DFSK Gelora E diklaim cukup membutuhkan Rp 200 per kilometer, atau sepertiga dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.