Remap ECU, Bisa Akali Mesin Mobil Kompresi Tinggi Isi BBM Oktan Rendah

Radityo Herdianto - Senin, 11 Juli 2022 | 06:00 WIB

Hasil remap Toyota Fortuner 2.8 diesel (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Dengan remap ECU, bisa akali mesin mobil kompresi tinggi isi BBM oktan rendah.

Mesin kompresi tinggi sudah seharusnya pakai BBM oktan tinggi untuk ketahanan terhadap detonasi yang menyebabkan mesin ngelitik.

Tapi harga BBM oktan tinggi yang sudah berada di angka Rp 12 ribuan hingga Rp 20 ribuan per liter cukup bikin pusing pengguna mobil mesin kompresi tinggi.

Atau bagi pengguna mobil mesin kompresi tinggi tapi di daerahnya sulit mencari BBM oktan tinggi.

Untuk itulah Resya Napitupulu, pemilik sekaligus tuner bengkel spesialis SpeedCraft Indonesia, Jakarta Pusat menuturkan fungsi lain dari remap ECU selain untuk memaksimalkan potensi performa mesin standar.

Istimewa
Pemrograman Remap ECU SpeedCraft Indonesia
 

Baca Juga: Bahan Bakar Mesin Diesel Beda dengan Bensin, Ternyata Begini Alasannya

"Remap bisa dilakukan untuk spec down performa mesin dalam kondisi tertentu," katanya kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Hal ini ditujukan agar pembakaran mesin bisa menyesuaikan dengan jenis BBM yang dipakai.

Normalnya mesin kompresi tinggi yang diberi BBM oktan rendah akan mengalami detonasi atau knocking.

BBM meledak lebih dulu sebelum langkah kompresi piston karena tidak kuat menahan tekanan tinggi di dalam ruang bakar.

"Jadi timing pembakaran diperlambat agar bisa menyesuaikan dengan titik bakar BBM," terang Resya.

"Yang diubah bisa dari parameter waktu dan volume pengabutan BBM, percepatan langkah piston, hingga bukaan klep, juga menurunkan kompresi," sambungnya.

Radityo Herdianto / GridOto.com
Parameter yang Terbaca dari Dyno Test Toyota Veloz Saat Running

Baca Juga: Harga Pertamax Resmi Naik, Ini Manfaat Oktan 92 yang Terkandung

Hanya saja perlu diperhatikan dampak dari ubahan timing pembakaran dari remap ECU.

"Mesin pasti kurang responsif, konsumsi BBM juga lebih boros, tenaga drop," wanti Resya.

"Tapi jauh lebih aman jika mesin dipaksa knocking yang bisa memicu overheat hingga mesin jebol," imbuhnya.