Suzuki Siap Hadirkan Lagi Teknologi Mild Hybrid di Indonesia, Harga Bakal Terjangkau, Konsumsi BBM Diklaim Irit 15 Persen

Harun Rasyid - Rabu, 17 November 2021 | 15:40 WIB

Ilustrasi mobil Suzuki (Harun Rasyid - )

Baca Juga: Update Harga Mobil Bekas Suzuki Ertiga 2016-2019, Eh Sekarang Mulai Rp 100 Jutaan Nih

"Mild Hybrid memiliki dua perangkat, pertama ada ISG (Integrated Started Generator) berfungsi sebagai motor dan generator. Selanjutnya ada baterai Lithium Ion untuk menyimpan energi," ungkap Mahardian.

Menurutnya, fungsi kedua perangkat ini antara lain untuk mematikan kerja mesin secara otomatis (auto stop) saat kendaraan berhenti sementara, me-restrast mesin saat kendaraan berjalan secara halus setelah auto stop, membantu tenaga dari ISG selama akselerasi kendaraan.

"Selanjutnya sebagai regenerasi perubahan energi genetik saat laju kendaraan berkurang, kemudian dikonversi jadi energi listrik untuk disimpan di dalam baterai lithium," kata Mahardian.

Ia memamparkan, teknologi Mild Hybrid diklaim dapat meningkatkan efisiensi konsumsi BBM hingga 15 persen dibanding mesin biasa.

SIS
Ilustrasi kinerja Mild Hybrid dari Suzuki


Lebih lanjut, teknologi elektrifikasi tersebut dijanjikan akan disematkan SIS pada produk  dengan harga terjangkau.

"Data GAIKINDO dari 2019 hingga September 2021, posisi kendaraan elektrifikasi masih relatif kecil karena posisi harganya di atas dominasi daya beli masyarakat di atas Rp 300 juta. Karena itu kami akan merespon hal ini dengan memperkenalkan Suzuki Mild Hybrid," jelasnya.

Namun saat ditanya model apa yang akan disemati teknologi Mild Hybrid, SIS belum mau mengungkapkannya sekarang.

"Kami Suzuki mengupayakan teknologi kendaraan yang lebih baik meskipun kami dulu pernah memiliki Ertiga Hybrid. Jadi tidak menutup kemungkinan Mild Hybrid ini akan digunakan pada beberapa model kami dengan pertimbangan dari kemampuan pasar dan konsumen," terang Mahardian.

Baca Juga: Lexus Luncurkan Sedan Hybrid New ES 300H, Harga Rp 1,1 Miliar, Fix Bukan Buat Kaum Mending-mending

"Dari sisi modelnya, tentunya yang akan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun negara tujuan ekspor. Dari situ kami akan putuskan model mana yang akan cocok," tutupnya.