Sejarah Industri Knalpot di Purbalingga, Sudah Ada Sejak 1970-an, Awalnya Bikin Wajan

Ruditya Yogi Wardana - Rabu, 15 September 2021 | 09:05 WIB

Foto produk knalpot bikinan pengrajin di Kabupaten Purbalingga. (Ruditya Yogi Wardana - )

Baca Juga: Ini Resep Upgrade Knalpot Untuk Dongkrak Tenaga Toyota Innova Diesel

Pada masa ini, para warga Dusun Sayangan memanfaatkan bahan seng dari potongan drum untuk membuat peralatan rumah tangga, seperti wajan, spatula besi dan lain-lain.

Seiring berkembangnya industri logam di Dusun Sayangan, salah satu warganya yang bernama Sultoni pun mencoba untuk membuat kerajinan yang baru, yakni pembuatan knalpot pada 1980.

Sultoni mengawaliya dengan memproduksi sejumlah knalpot yang digunakan untuk motor dan mobil yang beredar pada era 1980-an.

Kegiatan ini terus berjalan hingga akhirnya industri knalpot yang diprakarsai Sultoni sampai berkembang pesat.

Kompas.com / Andreas Lukas Altobeli
Ilustrasi pengrajin knalpot di Kabupaten Purbalingga

Nah, barulah pada 1990-an, industri knalpot semakin dilirik oleh warga Purblingga, sehingga muncul sejumlah pengrajin di beberapa kelurahan dan desa lainnya.

Perlu diketahui, seluruh knalpot yang diproduksi oleh pengrajin di Kabupaten Purbalingga sebagian besar dikerjakan dengan tangan alias hand made lo.

Kendati demikian, para pengrajin mau tidak mau harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin maju.

Contohnya dengan penggunaan mesin pound, mesin bending hingga mesin cutting agar jumlah produksinya semakin banyak.

Meski begitu, sejumlah proses tetap dilakukan secara manual oleh para pengrajin agar knalpot yang dihasilkan punya kualitas terbaik.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sejarah Knalpot Purbalingga: Bermula dari Industri Seng dan Drum Pembuatan Alat Rumah Tangga.