Bikin Pabrik Sel Baterai di Indonesia, Tanda Semua Mobil Listrik Hyundai Akan Pakai Baterai 'Made in Karawang'?

Muhammad Rizqi Pradana - Selasa, 3 Agustus 2021 | 14:20 WIB

Hyundai Kona Electric sedang isi daya listrik di SPKLU dengan harga Rp 1.357 per Kwh (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Hyundai Motor Group bersama LG Energy Solution resmi mengumumkan rencana pembangunan pabrik sel baterai untuk mobil listrik murni (BEV) di Karawang, Jawa Barat.

Kedua raksasa industri Korea Selatan tersebut bahkan sudah menandatangani nota kesepakatan, atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Indonesia.

Keputusan ini tentunya disambut baik dan diapresiasi oleh Hyundai Motors Indonesia (HMID) selaku pemegang merek (APM) Hyundai di Tanah Air.

"Ini adalah sebuah gebrakan besar dalam memulai era elektrifikasi di Indonesia," ujar Astrid A. Wijaya selaku GM Marketing Department HMID kepada GridOto.com, Senin (2/8/2021).

Ketika beroperasi penuh pada 2024 nanti, fasilitas ini diharapkan menghasilkan sel baterai lithium-ion untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit mobil listrik merek Hyundai dan KIA.

Asumsinya, pabrik tersebut pasti nanti akan turut memproduksi baterai dari mobil listrik Hyundai yang dipasarkan di Indoesia.

Apalagi baterai merupakan bagian terpenting dan termahal dari sebuah mobil listrik, dan menggunakan baterai produksi dalam negeri diharapkan dapat membantu menekan harga.

Baca Juga: Kucurkan Investasi Rp 15,8 Triliun, Hyundai dan LG Siap Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Karawang

Baca Juga: Hyundai Kona Electric Disulap Jadi ‘Power Bank,’ Siap Isi Ulang Baterai Mobil Listrik Konsumen Kapan Saja

Astrid mengungkapkan, hal itu bisa menjadi pertimbangan dari sang perusahaan induk brand mobil kebanggaan 'Negeri Ginseng' tersebut.

Namun menurutnya, saat ini Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution masih berfokus pada persiapan pembangunan pabrik, dengan nilai investasi 1,1 miliar Dolar Amerika Serikat (senilai Rp 15,785 triliun, kurs 1 dolar AS = Rp 14.356 per 3/8/2021).

"Hyundai pastinya secara menyeluruh akan menjajaki dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang memberikan pilihan terbaik bagi semua pemangku kepentingan," ujar Astrid.

"Kami meyakini Hyundai Motor Group akan selalu beradaptasi dalam menanggapi dinamika perkembangan masa depan kendaraan listrik di pasar global, termasuk di Indonesia," tambahnya.

Pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik yang rencananya dimulai pada kuartal terakhir 2021 itu memang cukup signifikan, tidak hanya untuk Hyundai.

Melainkan juga untuk pembentukan ekosistem manufaktur dan pemasaran mobil listrik di Indonesia.

"Penandatanganan MoU ini sekaligus menjadi langkah lanjutan dari Hyundai dalam menjalankan komitmennya sebagai game-changer (pelopor) pada ekosistem EV di Indonesia," imbuhnya.

"Dengan kehadiran pabrik sel baterai ini, kita bisa mengharapkan pembentukan ekosistem kendaraan listrik yang akan semakin meningkat pesat di pasar Indonesia," tutup Astrid.