Dituntut Rp 10 Miliar, BMW Indonesia Enggan Selidiki Kasus Mesin 535i Gran Turismo Mati Mendadak, Pemilik Buka Suara

Wisnu Andebar - Rabu, 30 Juni 2021 | 15:40 WIB

Ilustrasi: BMW 535i Gran Turismo 2013 (Wisnu Andebar - )

Baca Juga: Ikut Terseret Kasus Mesin BMW 535i Gran Turismo Mati Mendadak, Bestindo Car Utama Pilih Bungkam

"Hampir semua kendaraan yang mengalami recall karena memiliki cacat tersembunyi diawali karena ada insiden. Sehingga sebagian spare part yang cacat itu harus diganti. Tidak karena terdeteksi saat perawatan rutin bukan?," kata Yusman.

"Faktanya saya mengalami kejadian mobil mati mendadak ini dalam keadaan jalan dengan kecepatan sekitar 100 km/jam tiba-tiba mati begitu saja," sambungnya.

Yusman bercerita, pada saat itu semua sistem elektronik mati, rem tidak bekerja, power steering juga mati dan kendaraan meluncur begitu saja dengan pengendalian yang sangat sulit.

Ia mengklaim tidak ada peringatan sama sekali sebelum mobil mati mendadak, misal engine check yang menyala atau pemberitahuan lainnya.

Baca Juga: BMW 535i GT Mesin Mati Mendadak, Ini Indikasi Gangguan Pelumasan

"Saya merasa sangat beruntung masih bisa mengendalikan kendaraan ini dan akhirnya bisa berhenti di bahu jalan. Jika kejadian ini terjadi kepada orang lain, belum tentu mereka akan seberuntung saya," tutur Yusman.

Sejak Yusman membeli BMW 535i Gran Turismo pada 2016 silam, ia mengasuransikan mobilnya di PT Asuransi Umum BCA.

Pihak asuransi tersebut menunjuk PT Buanasakti Aneka Motor sebagai bengkel rekanan.

"PT Buanasakti Aneka Motor berbadan hukum, hanya tidak terafiliasi dengan BMW saja. BMW kan hanya mendefinisikan bengkel resmi yang terafiliasi dengan mereka saja. Silakan saja cek sendiri kualifikasi montir dan peralatan yang dimiliki Buanasakti, tidak kalah dengan bengkel resmi BMW," ujarnya.