Otojadul: Kisah Bobroknya Road Race di Indonesia, Pembalap Pada Ngambek, Yamaha Walk Out, Ini Alasannya

Dida Argadea - Sabtu, 27 Maret 2021 | 15:20 WIB

Balapan baru digelar menjelang pukul 6 sore, sirkuit gelap (Dida Argadea - )

GridOto.com - Kejuaraan road race pernah sngat populer di Indonesia, terutama di era 1990 hingga 2000-an awal.

Populernya road race di Indonesia juga tak jarang menghadirkan kontroversi.

Seperti saat acara Kejurnas Balap Motor Juara Indonesia, yang dihelat pada 12-14 Desember tahun 2003.

Event yang digelar di sirkuit Sentul ini tercatat amburadul, boleh dibilang lebih buruk dari kejurda.

Baca Juga: Otojadul: Nostalgia Suzuki RGR 150 dari Generasi ke Generasi, Bapak Kamu Pernah Punya yang Mana?

Ini akibat balap dipaksakan di sirkuit besar, di mana mayoritas pembalap belum familier dengan Sentul.

Memang, semula sesuai hasil voting pertemuan di markas PP IMI (30/10/2003), disepakati final kejurnas dilangsungkan di sirkuit gokart.

Namun Dolly Indra Nasution,yang saat itu menjabat ketua departemen roda 4 langsung memutuskan di sirkuit utama.

Ketidaksiapan panitia (racing committee/RC) balap tampaknya menjadi pemicu kisruhnya pelaksanaan balap.

Sejak Jumat (12/12) saat latihan resmi, jadwal berantakan.

Baca Juga: Otojadul: Kontroversi Kemenangan Hendriansyah Si Dewa Road Race di Kejurnas Tahun 2002

Bahkan balapan kelas puncak baru digelar pada mjam 18.10 WIB dalam kondisi langit sudah gelap.

Namun puncak kekacauannya saat kualifikasi, Sabtu (13/12).

"Catatan waktu pembalap kok bisa tertukar sih, padahal kita sudah mati-matian bikin best time, benar-benar kejurnas kampungan!" umpat Ahmad Jayadi
yang kala itu berada di tim Suzuki AJM, dikutip dari tabloid OTOMOTIF edisi no.33/XII Senin, 22 Desember 2003.

Ia nampak betul meluapkan amarahnya setelah QTT (Qualifying Time Trial), bebek underbone 4-tak seeded.