Dukung Pembiayaan Mobil Listrik, Mandiri Tunas Finance Sebut DP 0% Sulit Diterapkan, Apa Alasannya?

Harun Rasyid - Jumat, 11 September 2020 | 18:40 WIB

Ilustrasi kredit mobil listrik Hyundai IONIQ dari PT Hyundai Mobil Indonesia. (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Salah satu perusahaan pembiayaan kendaraan di Indonesia, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) kini tengah menyiapkan skema pembiayaan untuk kredit mobil listrik.

Harjanto Tjitohardjojo, Marketing & Sales Director PT MTF mengatakan, skema kredit mobil listrik merupakan bagian dari penerapan keuangan berkelanjutan.

"Kami (MTF) mendukung penuh penerapan keuangan berkelanjutan, melalui persiapan skema kredit mobil listrik atau kendaraan bermotor ramah lingkungan. Hal ini juga sudah kami laporkan dalam kepada OJK.” ujar Harjanto saat dihubungi GridOto.com, Jumat (11/9/2020).

Sementara itu, dukungan kredit kendaraan listrik juga sedang digencarkan Bank Indonesia melalui kebijakan relaksasi kredit dengan DP minimum 0% mulai 1 Oktober mendatang.

Baca Juga: Kredit DP 0%, Menarik Atau Justru Jangan Dilirik?

Menanggapi kebijakan tersebut, Harjanto mengungkapkan, DP 0% untuk kendaraan listrik belum tentu bisa terlaksana untuk konsumen perorangan.

"Untuk DP nol persen untuk kendaraan listrik khususnya mobil listrik kami sedang jajaki. Kemungkinan bisa dilaksanakan untuk kebutuhan Car Ownership Program, untuk perusahaan besar," sebutnya.

"DP nol persen untuk konsumen retail atau perorangan masih sulit, mengingat resale value mobil listrik belum bisa kami prediksi," lanjut Harjanto.

Muhammad Ermiel Zulfikar/GridOto.com
Ilustrasi motor listrik nasional, Gesits


Selain itu ia menyebut, electric mobility (ELMO) jenis roda dua atau motor listrik, saat ini belum menjadi fokus MTF.

Baca Juga: Mobil Listrik Tapi Punya Mesin Bakar. Begini Rasa Berkendara Nissan Kicks e-Power

"Untuk pembiayaan atau kredit motor listrik sempat kami pelajari, tapi konsumen retail motor listrik tidak jadi fokus MTF," sebutnya.

"Pembiayaan motor listrik kami lebih ke segmen perusahaan yang butuh banyak unit untuk operasionalnya," tutup Harjanto.