Campur BBM Oktan Tinggi dan Oktan Rendah, Apakah Berdampak Buruk?

Radityo Herdianto - Selasa, 14 Juli 2020 | 13:00 WIB

Hyundai Santa Fe XG 2.4 diisi Pertamax Turbo (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Sering menjadi kebiasaan pemilik mobil mencampur bahan bakar minyak (BBM) oktan tinggi dengan BBM oktan rendah.

Campur BBM oktan tinggi dengan BBM oktan rendah menjadi salah satu solusi hemat penggunaan bahan bakar dengan menjaga nilai oktan.

Namun, tidak sedikit juga yang beranggapan mencampur BBM oktan tinggi dan oktan rendah memicu dampak buruk bagi mesin mobil.

"Kalau tujuannya untuk mengingkatkan nilai oktan dari bahan bakar oktan rendah jelas akan dapat manfaatnya," ungkap Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung kepada GridOto.com.

Pria yang akrab disapa Pak Yus mencontohkan seperti mobil yang diisi bahan bakar Research Octane Number (RON) 88 dan RON 98 dengan komposisi campuran 50:50.

Pradana/GridOto.com
Pompa pengisian BBM Premium di SPBU Pertamina.

Baca Juga: Bersihkan Ruang Bakar Lewat Lubang Busi Kurang Efektif, Ini Alasannya

"Dari segi unsur kimia angka oktan yang lebih tinggi bisa mendongkrak angka oktan yang lebih rendah, didapatkan jadi angka oktan 93," jelasnya.

Namun, Yus menekankan dari BBM oktan tinggi mengandung zat aditif khusus sebagai deterjen untuk menciptakan proses pembakaran mesin yang bersih.

Pencampuran dengan BBM oktan rendah menyebabkan penurunan fungsi utama pembersih ruang bakar mesin dari BBM oktan tinggi.

"Zat aditif yang terkandung akan terkurai, kemampuan mengikis kerak karbon di ruang bakar jadi berkurang," tekannya lagi.

"Dengan kata lain ruang bakar mesin akan tetap kotor, ditambah kandungan timbal dari BBM oktan rendah mempercepat penumpukan kerak karbon," tutup Yus.