Panas! Lewis Hamilton Kritik F1 yang Tak Peduli Soal Kasus George Floyd

Nur Pramudito - Selasa, 2 Juni 2020 | 08:28 WIB

Lewis Hamilton menyayangkan kurangnya sollidaritas ajang balap Formula 1 terkait kasus kematian George Floyd (Nur Pramudito - )

GridOto.com - Pembalap tim Mercedes, Lewis Hamilton, memberi kritikan kepada F1 yang tidak peduli soal kasus George Floyd.

Sebelum mengalami kesuksesan sebagai pembalap F1, Lewis Hamilton pernah mendapat perlakuan rasisme pada awal kariernya.

Meski begitu, Lewis Hamilton tekun menjalani kariernya hingga menjadi pembalap kulit hitam pertama yang menjadi juara dunia F1.

Hamilton mempertanyakan sikap F1 yang hingga kini masih bungkam terkait meninggalnya George Floyd.

Baca Juga: Mantan Bos F1 Sarankan Sebastian Vettel Rehat Selama Satu Musim

Padahal, cabang olahraga lain telah menunjukkan solidaritas untuk Floyd, mulai dari sepak bola, NBA, hingga UFC.

"Saya melihat mereka (F1) hanya diam soal kasus ini. Beberapa dari mereka adalah bintang besar, tetapi diam di tengah ketidak adilan," kata Hamilton melaui Instagram pribadinya.

Hamilton juga menyayangkan sikap acuh di F1 yang didominasi oleh orang-orang berkulit putih.

"Tidak ada tanda-tanda solidaritas dari industri yang saya jalani, di mana orang berkulit putih mendominasi olahraga ini," ujar Hamilton.

Baca Juga: Asyik! Penonton Mungkin Boleh Datang Menyaksikan Balap F1 Austria

"Saya adalah satu-satunya orang (kulit hitam) yang berdiri sendiri di sini," jelas Hamilton.

Hamilton berharap kerusuhan yang meletus di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat segera berakhir.

"Saya tidak membela mereka yang melakukan aksi penjarahan dan pembakaran gedung-gedung di sana. Saya berharap mereka bisa melakukan protes secara damai," tutur Hamilton.

"Tidak akan ada kedamaian sampai pemimpin-pemimpin kita bergerak melakukan perubahan," tegas Hamilton.

Baca Juga: Austria Dipastikan Bisa Gelar Balapan F1, MotoGP Ikutan Sumringah

George Floyd adalah pria berkulit hitam yang meninggal setelah lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap,diborgol, dan tidak membawa senjata saat sedang diamankan.

Lelaki setinggi 2 meter itu ditangkap dengan tuduhan memakai uang palsu untuk bertransaksi di toko kelontong pada 25 Mei untuk membeli rokok.

Setelah lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin dan kejadiannya direkam di video, Floyd pergi untuk selamanya.

Insiden pembunuhan ini lalu memantik demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dengan mengangkat isu rasialisme.