Mitsubishi Fuso Andalkan Komunikasi Digital di Tengah Pandemi Covid-19

Naufal Shafly - Kamis, 21 Mei 2020 | 14:52 WIB

Ilustrasi Mitsubishi Fuso Fighter (Naufal Shafly - )

GridOto.com - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku APM Mitsubishi Fuso di Indonesia, mengaku bisnis mereka cukup terganggu di masa Pandemi Covid-19 ini.

Saat ini, Mitsubishi Fuso mengaku sangat mendalkan komunikasi digital untuk menjalankan bisnis mereka.

"Dalam kondisi seperti ini, kami harus terus-menerus melakukan usaha untuk menjaga demand di pasar. Tapi menjaga demand tidak mudah, apalagi PSBB ada banyak batasan," Duljatmono, Direktur Marketing KTB, dalam acara konferensi pers virtual, Rabu (20/5/200).

"Oleh sebab itu strategi kami dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah kami memaksimalkan komunikasi dengan pasar," jelas Duljatmono, Direktur Marketing KTB, sambungnya.

Baca Juga: Bukan Cuma Penjualan, Permintaan Aftersales Mitsubishi Fuso Juga Turun Gara-gara Covid-19

Lebih jauh pria yang akrab disapa Momon ini mengatakan, saat ini pola komunikasi Mitsubishi Fuso dengan konsumen terbagi menjadi dua, yakni online dan offline.

Komunikasi virtual (online) dilakukan untuk wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sedangkan komunikasi offline gencar dilakukan untuk wilayah non-PSBB.

"Inilah strategi yang kami terapkan saat ini untuk memonitor pasar, sejauh mana kebutuhan konsumen. Oleh sebab itu strategi kami memaksimalkan komunikasi dengan konsumen, juga sekaligus dengan diler kami," imbuhnya.

Selain dengan konsumen, KTB juga turut menjaga komunikasi dengan dealer ataupun pelanggan lama, melalui pertemuan virtual.

Menurut Momon, hal ini cukup efektif untuk saling bertukar informasi mengenai kondisi pasar, program terbaru, serta menjaga kepuasan pelanggan lama.

Baca Juga: Mitsubishi Fuso Tidak Mendirikan Posko Mudik, Tetapi Bengkel Resmi Dibuka Selama Lebaran 2020

"Sampai saat ini aktivitas diler cukup aktif di dalam komunikasi digital, seperti menyampaikan program aftersales servis melalui komunikasi digital. Sementara penjualan yang belum bisa dilakukan di daerah PSBB, itu intensif dilakukan melalui komunikasi digital," ungkapnya.

Menurut Momon, pola komunikasi secara virtual ini akan membentuk skema baru di masa depan.

"Kami harapkan maksimalisasi komunikasi ini terus membangkitkan demand-demand, supaya kami bisa terus menangkap keinginan konsumen dan layanan yang diharapkan," tutupnya.