Belum Jelas Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir, Toko Aftermarket Diprediksi Bangkrut Setelah Lebaran

Wisnu Andebar - Senin, 11 Mei 2020 | 13:35 WIB

Ilustrasi toko audio di Pasar Mobil Kemayoran (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (GATOMI) memprediksi toko aftermarket kelas menengah ke bawah bisa bangkrut jika pandemi Covid-19 tak kunjung usai.

Ayong Jeo, selaku CEO Kramat Motor sekaligus Ketua GATOMI mengatakan, bahwa GATOMI menaungi ratusan toko audio di seluruh Indonesia, ada yang besar dan kecil.

Menurutnya, toko yang besar atau agen umumnya punya modal, jadi masih tetap bisa beli barang untuk kembali berjualan.

Tapi kalau toko kecil yang notabene langsung menjual ke pengguna, mungkin harus berutang dulu untuk stok barang ketika nanti kondisi sudah membaik.

"Jadi dealer kecil ini sudah banyak yang mati, seperti toko yang di Kemayoran, MGK, dan sebagainya mungkin parah sekali," ujar Ayong dalam acara Ngobrol Virtual (NGOVI) yang digelar oleh OTOMOTIF Group, Sabtu (9/5/2020).

Baca Juga: PSBB Bikin Omzet Pengusaha Aftermarket Tersisa 20 Persen, Penjualan di Daerah Jadi Tumpuan

Sehingga menurutnya, toko-toko yang dalam artian menjual langsung ke pengguna ini setelah Lebaran bisa bangkrut.

"Saya dengar-dengar memang habis Lebaran enggak buka lagi, karena kan Corona ini enggak ada yang bisa memprediksi Juni (2020) bisa beres," tandasnya.

Sementara itu, Suhendra Hanafiah, Operation Manager PT Sarana Berkat (distributor brand Hella, PIAA, dan HKS) sekaligus Wasekjen Gabungan GATOMI juga memaparkan hal serupa.

Hendra yang menaungi sekitar seribu toko aftermarket khususnya di bidang suku cadang dan variasi menjelaskan bahwa, banyak toko kesulitan untuk melakukan pembayaran barang yang sebelumnya dibeli dengan cara berutang, karena saat ini tidak ada pemasukan.

Baca Juga: Meskipun Stok Menumpuk, Dua Pengusaha Aftermarket Ini Ogah ‘Cuci Gudang,’ Ini Alasannya!

"Dengan kondisi seperti ini, tentu ada beberapa toko kami meminta agar diberikan kebijaksanaan atau relaksasi pembayaran, yang harusnya jatuh tempo bulan ini mereka minta mundur," terangnya.

Sehingga menurutnya, kini banyak toko yang enggan stok barang dan lebih memilih menjual berdasarkan pesanan dari konsumen.

"Jadi merek hanya berdasarkan pasar atau permintaan pada saat ini, jadi tidak mau stok banyak walau dikasih promosi," ujar Hendra.

Ia menambahkan, produk yang masih bisa bertahan saat ini di antaranya seperti aki, ban, oli, klakson dan lainnya.