Kisah Hendriansyah yang Kaget Bertarung Dengan Pembalap Dunia di Grand Prix Macau

M. Adam Samudra - Kamis, 30 April 2020 | 09:20 WIB

Hendriansyah pernah merasakan ganasnya sirkuit jalanan Guia (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Pada salah satu balap motor paling berbahaya yaitu Macau Grand Prix, ada pembalap Indonesia yang sudah pernah ikut merasakannya, dia adalah Hendriansyah.

Pengalamannya pun ia ceritakan pada saat acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang diadakan Otomotif Grup Grid Network.

Saat bertarung di Macau Grand Prix sendiri, Hendriansyah masih berusia cukup muda yaitu 21 tahun.

Nah, Hendri juga menambahkan bahwa untuk balap di Macau Grand Prix yang paling sulit adalah menghafal sirkuit.

Baca Juga: Operasi Ketupat Rencong 2020, Polres Pidie Aceh Amankan 81 Remaja Balap Liar di Tepi Pantai

Terbatasnya waktu membuat para pembalap harus cepat beradaptasi, apalagi waktu itu Hendriansyah baru pertama kalinya balap di sana.

"Memang Macau itu treknya panjang. Jadi apa yang saya rasakan pertama kali diajak saya sangat bingung. Bukannya senang tapi malah bingung, pertama datang ke Macau yang pertama saya lakukan adalah survei sirkuit kurang lebih selama tiga hari tiga malam," kata Hendriansyah, Rabu (29/4/2020).

Menariknya lagi, Hendriansyah mengaku setiap pukul 09.00 dia selalu mengelilingi sirkuit tersebut untuk terus mempelajarinya.

"Malam saya muter-muter pakai skuter sehingga sudah mulai hafal. Pertama race sudah brifing dan persiapan sudah ok tapi, begitu lihat kelasnya ternyata yang datang itu pembalap dunia semua," bebernya.

Hendriansyah yang membela tim China Macau Zhongsen bertarung pada tahun 2001 dan turun pada kelas Supersport 600cc.

Hendriansyah sendiri diberikan kesempatan untuk balap di Macau Grand Prix 2002 karena prestasinya bersama tim tersebut di ajang Asia Road Racing Championship (ARRC).

Baca Juga: Lagi Asyik Balapan Liar, Polisi Datang Bikin Kocar-Kacir Ratusan Remaja, Puluhan Motor Akhirnya Disita

Untuk diketahui, Macau Grand Prix sendiri merupakan balap legendaris tahunan yang membalapkan mobil dan juga motor.

Balapan ini berlangsung sejak tahun 1954 dan untuk balap motor dimulai sejak tahun 1967.

Ia juga mengakui bahwa cukup banyak pembalap yang menghembuskan nafas terakhirnya saat balapan di gelaran ini.

"Saya berpikir kejuaraan ini pasti sangat berat, namun saya berpikir untuk mencari pengalaman saja di ajang balap Macau itu. Karena banyak cerita bahwa sirkuit tersebut banyak makan korban terutama di roda dua. Jadi saya tidak berpikir maksimal namun lebih untuk ekstra hati-hati," tuturnya.

Bahkan ia mengingat pernah ada dalam posisi ke 26 dari para pembalap dunia tersebut.

"Seingat saya dulu finish di posisi 26. Jadi ada 5 rider dibelakang saya. Saya menggunakan motor yang sering dipakai di Asia yakni Yamaha R6," ucapnya.