Curhatan Driver Ojek Online Saat Pandemi Corona, Buat Dapat Satu Orderan Susah Setengah Mati!

M. Adam Samudra - Minggu, 29 Maret 2020 | 18:15 WIB

Ilustrasi. driver ojek online. (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Kebijakan pemerintah untuk menganjurkan masyarakat tetap berada di rumah saat pandemi virus Corona (Covid-19), turut berdampak terhadap para pelaku ojek online (ojol).

Salah satunya Rizki, driver ojek online ini membagikan kisah pilu akibat virus Corona ini, yang membuat penghasilannya mulai menurun akhir-akhir ini.

"Parah banget semenjak ada wabah virus Corona (Covid-19) yang biasanya sehari bisa ngantongin Rp 250 ribu. Ini saja saya terpaksa ambil jarak jauh ini pun baru satu orderan barang," kata Rizki saat ditemui GridOto.com di Tambun Selatan, Jawa Barat, Minggu (29/3/2020).

"Berpengaruh banget sama pendapatan," imbuhnya.

(Baca Juga: Pelanggan Ojol Traktir Makanan Gratis ke Driver Yang Lagi Sepi Order)

Pria yang berdomisili di Lentang Agung, Jakarta Selatan ini mengaku, beberapa tempat yang biasanya ramai kini mulai sepi.

Secara tidak langsung, orderan penumpang atau makanan yang ia terima pun mulai sulit didapat.

Adam Samudra
Pengemudi Ojek Online yang mengaku kurang orderan semenjak virus corona menyerang

Menurutnya, hal itu terjadi akibat orang yang biasa kerja di luar kantor kini memilih tinggal di rumah saja.

"Sepi banget orderan orang sekarang, kebanyakan lebih ke barang. Itu pun jarang banget. Bayangkan saja dari Jam pukul 06.00 sampai jam 09.00 baru dapet satu orderan," tuturnya.

(Baca Juga: Berantas Corona, Kemenhub Berlakukan SOP Pencegahan di Seluruh Transportasi Darat)

Hal senada juga dirasakan Maman, yang biasa menerima orderan antar penumpang dan barang di wilayah Jakarta dan Bekasi.

Ia mengaku, selama pandemi Corona ini dirinya tidak terpaku pada pesanan antar penumpang, melainkan fokus kepada jasa antar makanan dan barang.

"Tapi makanan juga sepi, order apa juga sepi. Hari ini saja sudah saya nyalakan aplikasinya tapi tidak ada yang masuk pesanan," kata Maman.

Lebih lanjut Maman mengatakan, dengan menyusutnya minat masyarakat terhadap jasa ojol, pendapatan kian tidak menentu.

"Pulang kadang bawa Rp 40 ribu, paling (banyak) sampai Rp50 ribu sekarang," tutupnya.