Dampak Virus Corona, Jaguar Land Rover Alami Penurunan Penjualan

Ruditya Yogi Wardana - Kamis, 20 Februari 2020 | 13:05 WIB

Dealer Jaguar Land Rover yang berada di China (Ruditya Yogi Wardana - )

GridOto.com - Wabah virus Corona hingga saat ini telah menginfeksi 74.500 warga China dan sudah memakan 2.112 korban jiwa.

Dengan terjadinya wabah ini, aktivitas ekonomi di China menjadi berhenti karena adanya karantina dan pembatasan-pematasan lainnya.

Hal tersebut berdampak pada turunnya angka penjualan pada produk otomotif, dah hal tersebut sudah dirasakan oleh Jaguar Land Rover (JLR).

Dikutip GridOto.com dari Carscoops.com, JLR dikatakan mengalami penurunan penjualan akibat adanya wabah virus Corona.

(Baca Juga: Ada Wabah Virus Corona, Suzuki Waspadai Vendor Mereka dari China)

Wabah ini tak hanya mengurangi produksi di pabriknya, namun juga menjauhkan pelanggan dari dealernya di China yang merupakan salah satu pasar terbesar brand ini.

Dikatakan bahwa JLR hanya mendapatkan 20% penjualannya dari pasar China.

Walaupun bergitu, brand asal Inggris ini melihat adanya pemulihan pasar di China yang dikatakan akan kembali menguntungkan.

Dikutip GridOto.com dari Bloomberg, CEO Jaguar Land Rover, Ralf Speth mengatakan bahwa untuk sementara ini mereka tidak melihat adanya permintaan di pasar China.

(Baca Juga: Ajang Beijing Auto Show 2020 Tertunda Akibat Wabah Virus Corona)

"Sekarang pertanyaannya adalah 'Apakah hilangnya permintaan pasar ini bisa dikejar atau kita akan melihat peningkatan wajar di permintaan pasar?' tak ada yang tahu dan tak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan," ujarnya.

Speth menambahkan bahwa pabrik JLR di China dikatakan hanya memiliki persediaan untuk dua minggu ke depan.

Dikabarkan, pabrik JLR yang berada di Provinsi Changshu (dekat dengan Shanghai) diperkirakan akan dibuka kembali minggu depan.

Walaupun begitu, produksi pabrik yang berada di Inggris akan tetap terkena dampak karena adanya kekurangan komponen.

(Baca Juga: Pasar Otomotif Drop, Asosiasi Pabrikan Otomotif Tiongkok Sebut Imbas Corona Lebih Parah dari SARS)

Hal tersebut dikarenakan komponen yang dibuat di China digunakan oleh jutaan mobil di dunia dan Provinsi Hubei yang merupakan pusat utama produksi dan pengiriman suku cadang masih terdampak oleh wabah virus corona.