Beda Sama Suzuki XL7, Sejarah Suzuki Grand Escudo XL-7 di Indonesia

Dwi Wahyu R. - Sabtu, 15 Februari 2020 | 12:00 WIB

Suzuki Grand Escudo XL-7 (Dwi Wahyu R. - )

(Baca Juga: Mantan Menteri Era Soeharto Tertarik Modifikasi Grand Escudo Miliknya Jadi Mobil Listrik)

Cuma ada konsekuensinya konsumsi bbm Suzuki Grand escudo XL-7 tergolong boros.

Untuk transmisi Suzuki Grand Escudo XL-7 di Indonesia tersedia manual 5-speed dan otomatis konvensional 4-speed.

Pada tahun 2003, Suzuki Grand Escudo XL-7 ini ditawarkan dua tipe saja dengan harga Rp 215.000.000 (M/T) dan Rp 227.500.000 (A/T).

Banderol ini membuat Suzuki Grand Escudo XL-7 menjadi produk termahal yang dipasarkan PT INI di Indonesia.

Rival sesama SUV di rentang harga tersebut pada 2003 antara lain Chevrolet Blazer, Ford Escape, Mazda Tribute, dan Nissan Terrano.

Dok. Otomotif
Interior Suzuki Grand Escudo XL-7

(Baca Juga: Beli Suzuki Vitara dan Escudo Bekas, Ini Tips Cek Kondisi Transmisi)

Untuk suspensi Suzuki Grand Escudo XL-7 menggunakan McPherson strut & coil spring (depan) dan 5-link coil rigid axle (belakang).

Suspensi Suzuki Grand Escudo XL-7 tergolong empuk alias ayunan suspensinya lembut.

Pelek yang dipakai jenis alloy berdiameter 16 inci yang dibalut ban 235/60R16.

Suzuki Grand Escudo XL-7 sudah dibekali head unit 2DIN yang tak hanya mampu memutar
kaset dan radio, tapi juga memainkan lagu dari piringan CD dan MP3.

Seluruh bangku dan setir berlapis kulit sedang beberapa trim pada dasbor dan pintu dilapisi panel kayu.

newspress.co.uk
Suzuki XL-7 dan Suzuki Escudo

(Baca Juga: Beli Suzuki Escudo Generasi Pertama, Ini Pemeriksaan Mesinnya)

Untuk fitur safety-nya Suzuki Grand Escudo XL-7 dibekali rem ABS plus EBD serta airbag dobel di bagian depan.

AC Suzuki Grand Escudo XL-7 sudah double blower serta dilengkapi segudang ruang penyimpanan di pintu, dasbor, konsol tengah sampai atap.

Selama masa hidupnya di Indonesia (3 tahun), Suzuki Grand Escudo XL-7 tidak pernah mengalami perubahan atau facelift.

Suzuki Grand Escudo XL-7 mengakhiri tugasnya di Indonesia pada 2006.