Bukan Kenny Roberts Sr., Pembalap Ini yang Pertama Kali Menerapkan Gaya Menikung Knee Down di MotoGP

Ditta Aditya Pratama - Jumat, 6 Desember 2019 | 21:20 WIB

Jarno Saarinen semasa hidupnya pernah membalap dengan Yamaha di ajang World GP (Ditta Aditya Pratama - )

GridOto.com - Teknik menikung habis sampai lutut menggesek aspal alias knee down memang kerap dilakukan pembalap MotoGP atau superbike.

Hal ini bukan buat gaya-gayaan atau terlihat keren, karena teknik ini membuat pembalap bisa menikung dengan sudut yang lebih tajam dengan menurunkan center of gravity.

Ada beberapa literatur yang bilang kalau Kenny Roberts Sr. yang beken dipanggil King Kenny adalah pelopor nikung knee down.

Hal itu enggak sepenuhnya salah karena memang Kenny Roberts Sr. yang membuat nikung seperti ini jadi populer di ajang MotoGP.

(Baca Juga: Ini Bedanya Teknik Menikung di Moto2 dan MotoGP Menurut Sam Lowes)

Tapi kalau urusan siapa yang pertama kali menikung dengan gaya knee down, ternyata Jarno Saarinen asal Finlandia yang melakukannya duluan.

Jarno Saarinen memulai karir balapannya di ajang balap es pada tahun 1961 dalam usianya yang baru 16 tahun.

Pada saat itu, Saarinen punya gaya balap yang khas dan berbeda dari pembalap lain karena ia selalu memposisikan dadanya di atas tangki, kemudian mengarahkan badannya searah dengan tikungan sambil mengeluarkan lututnya.

Cara menikung Jarno Saarinen akhirnya menginspirasi Kenny Roberts Sr. yang menyempurnakan gaya tersebut menjadi knee down point and shoot yang akhirnya populer di ajang MotoGP.

FIM-live
Jarno Saarinen, pembalap pelopor teknik knee down

Kenny Roberts Sr. melihat langsung aksi Jarno Saarinen saat balapan di Ontario Speedway pada tahun 1973 dan seketika langsung berpikir untuk menyempurnakan gaya knee down itu.

Sayang memang, Jarno Saarinen harus kehilangan nyawanya saat balapan GP kelas 250cc di Sirkuit Monza, Italia pada tahun yang sama.

Di lap pertama balapan tersebut seorang pembalap bernama Renzo Pasolini menghantam pembatas trek dan menewaskan dirinya, tapi motornya memantul lagi masuk trek dan menghantam Jarno Saarinen tepat di bagian kepala.

Kepergian Jarno Saarinen dan Renzo Pasolini membuat dunia balap terhenyak dan memperbaiki sistem keamanan dalam balapan saat itu.

Bob Thomas
Kenny Roberts akhirnya menyempurnakan teknik knee down Jarno Saarinen dan mempopulerkannya di ajang balap

Namun meninggalnya Jarno Saarinen tidak membuat gaya menikungnya yang khas hilang, malah semakin populer berkat Kenny Roberts Sr.

Beralih ke kisah Kenny Roberts Sr., saat itu ia memang enggak sreg dengan gaya pembalap rata-rata yang sangat konvensional dengan menjepit tubuh mereka ke tangki saat menikung.

Gaya nikung knee down Jarno Saarinen yang cuma lutut yang turun dibuat lebih ekstrem lagi oleh Kenny Roberts Sr. sampai lutut menggesek aspal.

Berbekal selotip yang dipasangkan ke bagian lutut baju balapnya ia lakukan gaya menikung ala dirt track plus teknik kneedown Jarno Saarinen di balapan aspal.

YouTube / Mikael Sedlacek on Motorcycles
Dulu wearpack pembalap belum dibekali protector lutut sehingga Kenny Roberts Sr modal lakban di lututnya

Hasilnya? Tiga gelar juara dunia direbut oleh Kenny Roberts.

Gaya tersebut digunakan sebagai gerakan basic dari menikung di ajang MotoGP sampai sekarang sehingga wearpack pembalap pun jadi punya knee protector.

Sayangnya, banyak pengguna motor zaman sekarang yang menggunakan gaya knee down buat sekadar gaya-gayaan di jalan raya.

Kalau di sirkuit bolehlah, tapi kalau cuma buat show off saja sih jelas enggak menghormati Jarno Saarinen dan Kenny Roberts Sr. tuh!