Ada Efek Hormonal Jika Sering Terjebak Kemacetan? Ini Kata Psikolog

Ditta Aditya Pratama - Selasa, 19 November 2019 | 21:35 WIB

Ilustrasi kemacetan di Jakarta (Ditta Aditya Pratama - )

"Selain efek tersebut, ada juga efek hormonal, yakni badan akan mengalami sakit-sakitan. Namun yang pasti, respons setiap individu berbeda-beda karena memang secara profil klinis, ketahanan tubuh manusia tidak sama," ujar Vera.

Ketika sudah mengalami stres dan frustasi, ditambah kondisi lelah, maka berakibat negatif pada situasi hamonisasi lingkungan terdekat.

"Perlu diingat bahwa mereka (individu yang stres karena macet) terikat pada sebuah sistem, dan sistem paling kecil dari individu tersebut yaitu keluarga. Jadi jika salah satunya bermasalah, relasi intim akan terganggu," tutur Vera.

Efek lainnya yang timbul yaitu maki-memaki, berkelahi di jalan, saling meneriak, dan banyak hal buruk yang muncul.

(Baca Juga: Menuai Pro Kontra, Rekayasa Lalin di Jalan Sukajadi, Setiabudi, dan Cipaganti Bandung Berhasil Mengurai Kemacetan?)

"Itu normal, kita semua jadi agresif di jalan, karena agresif sendiri muncul dari kondisi stres yang berlebihan," ucap Vera.

Maka dari itu, biar enggak gampang emosi dan tetap menjaga fokus berkendara, menciptakan kenyamanan di dalam kendaraan penting banget sob.

Karena kalau berkendara sudah tidak fokus bisa membuka lebar peluang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan.

Nah, melansir laman Psychology Today, ada sejumlah tindakan sederhana demi menekan stres atau frustrasi saat terjebak macet.

Tribun Bogor
Ilustrasi kemacetan di jalur Puncak saat musim libur