Sirkuit Berstandar Internasional GBT Surabaya Selalu Sepi, Komunitas Curhat Penyebabnya

Gayuh Satriyo Wibowo - Senin, 8 Juli 2019 | 15:30 WIB

Tampak lintasan balap sirkuit Gelora Bung Tomo Surabaya. (Gayuh Satriyo Wibowo - )

“Kalau saat ini rata (di tikungan), jadi kalau ada air ya menggenang,” ujarnya.

Mamad juga menyoroti kondisi aspal di sirkuit Gelora Bung Tomo yang menurutnya kurang bagus.

Jika dibandingkan, kondisi aspal GBT tidak seperti aspal di lintasan balap Kenjeran yang dirasa lebih bagus.

padahal jika hendak melakukan sesi latihan di sana, para penguna lintasan harus merogoh kocek Rp 50 ribu.

(Baca Juga: Delvintor Alfarizi Pembalap AHRT Dapat Pengalaman Baru di MXGP 2019, Torehkan Poin Untuk Indonesia)

Ilustrasi balapan di sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya

Mamad juga menambahkan, pagar besi pembatas letaknya masih terlalu dekat dengan tepi lintasan balap.

Seharusnya pagar besi diberi space agak jauh dari tepi lintasan sehingga apabila ada pembalap yang jatuh lebih dulu mengenai pasir atau rumput baru kena ban yang ditaruh di pembatas jalan tersebut.

Jarak pembatas jalan hanya sekitar 2 meter, padahal dibutuhkan setidaknya 4 meter, khususnya di tikungan.

“Terutama dari R1, mulai top speed ganti gigi 1 langsung belok harusnya pagar besi pembatas jalan agak jauh,” jelasnya.

(Baca Juga: Hasil Lomba MXGP 2019 Palembang, Tim Gajser Masih Jadi Raja, Race 2 Kurang Beruntung)