"Ya tidak nyaman dan takut. Berebut nyebrang sama sepeda motor. Mereka memotong jalan dan banter ," ucap Munir, salah satu pejalan kaki yang menyeberang bersama pengguna motor, Senin (24/6).
Rasa takut yang dia rasakan tentunya hal yang normal karena pejalan kaki menggunakan zebra cross untuk menyebrang adalah untuk menghindari kecelakaan dengan pengguna jalan raya.
Namun sekarang mereka harus berjejer berebutan untuk menyebrang bersama dan bahkan berebutan.
Asal mula ditempatkannya fasilitas penyebrang jalan disana karena diwilayah tersebut banyak anak sekolah dan warga sekitar yang menyebrangi Jl Rajawali.
(Baca Juga: Kecelakaan Karena Hindari Pejalan Kaki, Pemotor Tewas di Tempat)
Zebra cross yang sudah dilengkapi dengan bel lampu merah yang jika menyala akan mengeluarkan suara 'tot-tot' kencang yang menandakan terdapat pejalan kaki yang akan menyebrang ini dibangun kurang lebih tiga bulan yang lalu.
Namun pada kenyataannya bukan para pejalan kaki yang memanfaatkan fasilitas tersebut, malah pengendara sepeda motor nakal.
Muslimin, Petugas Linmas sekitaran Jl. Rajawali menuturkan jika ada petugas yang mengarahkan, pengendara nakal itu cenderung takut dan tidak menggunakan zebra cross untuk menyebrang.
"Biasanya kalau pagi ada petugas Dishub dan polisi mengarahkan pengguna motor untuk tidak menyeberangi zebra cross," katanya.
Baca Juga: Toyota Avanza Tabrak Pejalan Kaki, Sopir Diamuk Massa Hingga Meninggal)
Sebagai seorang Linmas yang bertugas melindungi masyarakat, Muslimin mengaku tidak nyaman dengan adanya pengguna zebra cross dari kaum pengendara sepeda motor.
"Saya lebih senang kalau ada petugas yang mengarahkan atau dipasang sekalian. Menyisakan untuk pejalan kaki saja di tengah jalan kembar," kata Muslimin.
(Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Aneh, "Zebra Cross Dipakai Pengendara Motor, Pejalan Kaki Mengaku Tak Nyaman Nyeberang Bareng Motor"