Apakah Menjadi Sopir Truk di Indonesia Sudah Sejahtera? Ini yang Perlu Anda Tahu

M. Adam Samudra - Senin, 8 April 2019 | 11:50 WIB

Ilustrasi Mitsubishi FUSO Fighter, truk tidak dirancang untuk manuver ekstrim (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Banyak yang meragukan bisa mendapatkan kesejahteraan dengan bekerja sebagai sopir truk.

Keluhan tarif hingga persaingan yang ketat sering diungkapkan para sopir.

Apakah penghasilan tersebut bisa menghasilkan kesejahteraan?

Menanggapi hal ini,Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo
Kyatmaja Lookman angkat bicara.

(Baca Juga : Jangan Sampai Ketinggalan, Ini Daftar Kota Tujuan Mudik Gratis Kemenhub 2019)

"Masih butuh perhatian, ya kalau kita lihat sekarang kan sopir truk itu enggak ada pendidikannya," kata Kyatmaja kepada GridOto.co. di Jakarta, Senin (8/4/2019).

Melihat pengorbanan para sopir, Kemenhub meminta kepada perusahaan tempat para pengemudi agar perhatikan kesejahteraan para pengemudi.

"Bahwa profesi para pengemudi itu adalah sangat berjasa untuk bangsa dan negara dalam logistik dari satu ke tempat lain," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi.

"Para pengemudi itu aset, jadi memang harus ada hubungan timbal baliklah antara pengusaha dan para pengemudi untuk meningkatkan kesejahteraan," ucap dia.

(Baca Juga : Kemenhub Sebut Penggunaan Karet Bisa Jadi Alat Penyelamat Lalu Lintas)

"Mungkin caranya cukup melakukan manajemen yang baik dalam sistem penggajian," sambung Budi.

Lalu apa tips dari Kemenhub untuk menjadi sopir truk yang baik dan mendapat kesejahteraan?

"Awalnya memang harus ada proses mengikuti pendidikan dan pelatihan. Dan itu juga bukan menyentuh masalah kemampuan saja tapi juga menyangkut masalah maindset para pengemudi itu dilakukan perubahan bahwa mereka bukan pekerja tanpa keterampilan, sehingga mereka itu bekerja memiliki tanggung jawab yang besar," bebernya.

"Selain itu, kita juga harus maintain mereka terutama operator bahwa mereka adalah suatu mitra dan suatu aset bangsa," ucapnya.