Kisah Perjuangan Driver 'Go-Jek 001', Diancam Golok dan Hadapi Tangis Penumpang

Vincensia Enggar Larasati - Kamis, 10 Januari 2019 | 13:00 WIB

ojek online GOJEK pertama, Mulyono usai menghadiri pelatihan safety riding, di AEON Mall Jakarta Garden City, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1/2019). (Vincensia Enggar Larasati - )

Kompas.com/David Oliver Purba

Nama Anak Serupa dengan CEO Go-Jek

Sebagai orang yang telah menggeluti profesi sebagai pengemudi ojol lebih dari 8 tahun, Mulyono tentu sudah banyak merasakan asam garam dari pekerjaan tersebut.

Namun, kecintaannya terhadap Go-jek yang membuat dirinya sampai saat ini bertahan menggeluti profesi ini.

Puncak kecintaan Mulyono terhadap perusahaan tempat ia bernaung adalah saat ia memberi nama anak terakhirnya, Nadiem Saputra.

Nama depan yang serupa dengan pendiri Go-jek, Nadiem Makarim.

(Baca Juga : Ojol Jarang Berikan Masker dan Penutup Kepala? Ini Alasannya)

Perekonomian Membaik

Pria berusia 52 tahun tersebut mengaku perekonomian keluarganya membaik sejak beralih profesi menjadi pengemudi ojol.

"Dengan tarif Rp 4.000 per kilo (meter), wah luar biasa, sejahtera. Ya (penghasilan terbesar) di kisaran Rp 6 juta sampai Rp 7 juta," ujar Mulyono.

Bahkan ia pernah mendapatkan handphone baru dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Senang sekali menerima hp dari Pak Menteri, kebetulan pagi tadi hp saya pecah karena jatuh. Tahunya malah dapat rezeki kaya begini," tegas Mulyono.