Industri Akan Kedatangan Teknologi Motor Listrik, Begini Tanggapan AISI

Dio Dananjaya - Senin, 22 Oktober 2018 | 16:30 WIB

Ilustrasi motor listrik (Dio Dananjaya - )

GridOto.com - Industri sepeda motor di Tanah Air harus bersiap dengan kehadiran teknologi listrik, yang sewaktu-waktu dapat mengubah iklim dagang.

Khususnya dalam rantai produksi kendaraan roda dua yang saat ini didukung oleh berbagai pihak, mulai dari hulu sampai hilir.

Bisnis yang sudah dilakukan oleh produsen kendaraan, komponen spare part, aftermarket, hingga produsen oli maupun bahan bakar, bisa terkena imbas dari hadirnya motor listrik.

Apalagi saat ini ada beberapa produsen yang tengah bersiap melepas 'jagoannya' ke pasaran secara masif, misalnya Gesits yang kabarnya akan meluncur tak lama lagi.

(BACA JUGA: Otoseken: Beli Yamaha NMAX Bekas Di Sini Ada Garansi & Serivis Gratis)

Lantas, gimana dengan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menanggapi hal ini?  Apakah Produsen motor listrik bisa menjadi bagian dari AISI?

"Kami sih welcome saja. Selama itu masuk ke persyaratan-persyaratan kami welcome saja," ujar Johannes Loman, Ketua Umum AISI.

Walau demikian, Loman mengaku pihaknya belum pernah ada pembicaraan lebih lanjut soal kehadiran anggota baru dalam organisasi AISI.

Istimewa
Desain skuter listrik Gesits, kabarnya meluncur tak lama lagi

"Sampai saat ini belum ada obrolan, prinsipnya kami welcome kepada seluruh brand yang ada di Indonesia," katanya di sela-sela acara press conference IMOS 2018.

(BACA JUGA: Brembo Ungkap Rahasia Rem Motor MotoGP, Apa Hebatnya?)

"Cuma kan di anggaran dasar kami ada syarat-syaratnya, salah satunya yaitu harus punya industri dan sebagainya," sambung Loman di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Meski begitu jika suatu produsen sudah memenuhi persyaratan yang diajukan, tak serta merta bisa langsung menjadi anggota AISI.

Menurutnya, semua keputusan akan kembali dan bergantung dari masing-masing anggota AISI.

Seperti diketahui saat ini AISI diisi oleh lima produsen yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS.

(BACA JUGA: Menang di F1 Amerika, Inikah Kemenangan Terakhir Kimi Raikkonen?)

"Selama ini sih kami belum pernah ada diskusi, jadi kami harus diskusikan dulu bersama anggota lainnya," terang Loman.

Dio / GridOto.com
Ilustrasi saat seremoni IMOS 2018 oleh pihak penyelenggara dan AISI

"Saya enggak bisa sampaikan di sini, setiap ada anggota baru pasti keputusan dari hasil rapat anggota AISI," tambahnya.

Loman juga berujar jika kendaraan listrik bisa berkembang apabila teknologi yang diperlukan sudah mumpuni.

Ia mengatakan, teknologi ini bahkan lebih penting ketimbang aturan regulasi yang saat ini tengah digodok oleh pemerintah.

"Menurut saya begitu, karena kalau kami lihat saat ini, baik itu motor listrik maupun mobil listrik, cost-nya masih tinggi," ungkap Loman.

"Karena memang kalau saya baca dari beberapa pengamat dan konsultan, harga baterai per kilowatt hour-nya masih di 160 dolar AS sampai 170 dolar AS, bahkan ada juga yang bilang 200 dolar AS," tutupnya.