Bos Tim Tolak Mesin Bertenaga Listrik di MotoGP, Apa Alasannya?

Rezki Alif Pambudi - Minggu, 10 Desember 2017 | 12:59 WIB

Rider MotoGP balapan menggunakan motomini (Rezki Alif Pambudi - )

(BACA JUGA:Moto2 dan Moto3 Enggak Pakai Ban Michelin Kayak MotoGP, Terus Apa?)

Direktur KTM Motorsport, Pit Beirer pun mengeluarkan pendapat serupa.

"Aku berumur 45 tahun dan menyukai ini seperti Paolo dan Livio," kata Pit Beirer.

Pit Beirer menambahkan bahwa perkembangan mesin listrik di dunia tidak akan mengganti mesin konvensional setidaknya selama 15 tahun mendatang.

Sedangkan manajer tim Suzuki, Davide Brivio menilai bahwa wajar jika Dorna selaku penyelenggara MotoGP memiliki pikiran untuk mengembangkan kelas elektrik di MotoGP.

Hal ini karena di dunia industri mobil sudah cukup cepat dalam mengembangkan mesin bertenaga listrik, dan hal ini akan segera terjadi di industri motor.

(BACA JUGA:Walah! 3 Kali 'Kena Sial', Cal Crutchlow Jengkel dengan MotoGP 2017)

Davide Brivio menilai kelas motor bertenaga listrik bisa berkembang nantinya.

Manajer Aprilia Racing, Romano Albesiano perkembangan mesin listrik di balap motor bukan tidak mungkin.

"Mungkin teknologi hybrid bisa realistis, seperti di Formula 1," ungkap Romano Albesiano.

Namun, realisasinya akan susah terutama teknologi baterainya.

Bos Yamaha juga tidak ketinggalan, Lin Jarvis menilai bahwa perkembangan motor listrik masih kalah dengan mobil listrik.

Namun, Lin Jarvis menganggap perkembangan mesin bertenaga listrik baik dan akan memberi peran vital dalam industri balap.

Biar begitu, hal itu susah untuk bisa menggantikan kelas MotoGP.

"Mungkin tidak akan pernah gantikan kelas MotoGP, tapi bisa saja kelas lain," ungkap Lin Jarvis.