GridOto.com - Lesunya pasar otomotif nasional sepanjang 2025 turut dirasakan oleh PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku pemegang merek Mazda di Indonesia.
Penurunan permintaan yang terjadi secara umum membuat hampir seluruh merek harus menyesuaikan target bisnisnya hingga akhir tahun.
Berdasarkan data retail sales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil nasional selama Januari-November 2025 tercatat 739.977 unit, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 807.586 unit.
Artinya, pasar otomotif nasional mengalami koreksi sekitar 8,4 persen secara tahunan.
Kondisi tersebut juga berdampak pada performa Mazda.
Sepanjang Januari-November 2025, penjualan retail Mazda tercatat 2.874 unit, menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 3.997 unit.
Secara persentase, angka tersebut setara dengan penurunan sekitar 28,1 persen.
Menanggapi kondisi pasar yang melemah, Marketing & Communications General Manager PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Viya Arsawireja, menyebut situasi ini bukan hanya dialami oleh Mazda, melainkan hampir seluruh merek otomotif di Indonesia.
“Kalau kita lihat pasarnya memang turun. Saya rasa bukan cuma Mazda, semua brand juga mengalami hal yang sama. Penurunan ini membuat beberapa brand yang selama ini mendominasi pasar juga harus merevisi targetnya di 2025,” ujar Viya saat ditemui di Jakarta belum lama ini.
Baca Juga: Terbukti Pencapaian Mazda Raih Gelar The Best Big SUV di GridOto Award 2025
Menurutnya, tekanan pasar terjadi akibat kombinasi kondisi industri yang menantang serta tingkat persaingan yang semakin ketat.
Hal tersebut membuat pencapaian target penjualan menjadi tantangan bersama bagi seluruh pelaku industri otomotif.
“Kalau target tidak tercapai, itu situasi yang dihadapi hampir seluruh merek. Kondisinya karena market, lalu kompetisinya juga sangat keras di dunia otomotif. Jadi pasti berpengaruh ke kami,” lanjutnya.
Meski demikian, Mazda tetap menatap tahun 2026 dengan sikap optimistis.
Viya menegaskan bahwa sebagai pelaku bisnis, Mazda harus tetap melihat peluang di tengah ketidakpastian pasar.
“Kita harus optimis. Di bisnis, kita tidak bisa selalu melihat sesuatu akan menjadi buruk. Peluang itu pasti ada,” katanya.
Optimisme tersebut salah satunya ditopang oleh rencana kehadiran sejumlah produk baru Mazda yang diyakini mampu memperkuat daya saing merek ke depan.
Meski belum mengungkap detail model maupun jadwal peluncuran, Viya memberi sinyal bahwa Mazda telah menyiapkan 'amunisi' baru untuk pasar Indonesia.
“Mungkin di 2026 nanti Mazda punya peluru-peluru baru yang bisa mendukung untuk menghadapi market yang mungkin sampai 2026 pun belum tentu stabil,” ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa belum ada pihak yang benar-benar bisa memproyeksikan kapan pasar otomotif akan kembali stabil.
Namun, peran pemerintah dan optimisme pelaku usaha menjadi kunci agar industri tetap bergerak positif.
“Enggak ada yang bisa memproyeksikan 2026 market akan stabil atau tidak. Tapi pemerintah dan pelaku bisnis harus tetap optimis. Mudah-mudahan bisa kita hadirkan produk-produk baru, meski timeline-nya belum bisa saya buka,” jelas Viya.
Peluncuran produk baru tersebut berpeluang dilakukan di ajang otomotif besar seperti Indonesia International Motor Show (IIMS) maupun Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), yang selama ini kerap dimanfaatkan Mazda untuk memperkenalkan model terbaru ke publik.
Di tengah pasar yang menantang, Viya mengungkapkan bahwa beberapa model Mazda masih mencatat performa positif.
Saat ini, Mazda CX-3 dan CX-5 menjadi model terlaris, sementara model flagship seperti CX-60 dan CX-80 juga menunjukkan tren peningkatan minat konsumen.
“Market memang sesuatu yang kadang-kadang tidak bisa kita kendalikan. Tapi itu menjadi tantangan bagi kami sebagai brand, supaya tahun depan bisa lebih baik,” tutup Viya.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR