EKRAF: Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Custom Culture
Wakil Menteri dan Badan EKRAF Indonesia, Irene Umar, menegaskan bahwa kolaborasi antara otomotif dan ekonomi kreatif merupakan langkah strategis nasional.
“Kita mau mendorong melampaui normalitas (beyond normality) karena Indonesia punya potensi menjadi pemenang dalam segala custom,” ujarnya.
Menurut Irene, sinergi kedua sektor besar ini dapat berdampak luas.
“Sektor otomotif sangat bersentuhan dengan EKRAF. Kita harus mendorong brand-brand otomotif menampilkan karya seni kreator lokal di pameran besar,” katanya, merujuk pada kolaborasi MaxDecal dengan Yamaha yang memamerkan karya IP lokal.
Baca Juga: Maxdecal Ubah Transjakarta Jadi Galeri Seni Berjalan, Dorong Kreatifitas di Hari Kemerdekaan
Ia juga mendorong kreator agar lebih percaya diri menawarkan kolaborasi dengan brand otomotif.
“Indonesia adalah pasar sepeda motor terbesar di dunia. Konsumen kini ingin tampil unik, tidak mau yang biasa-biasa saja,” ujarnya.
Irene menekankan pentingnya pendaftaran IP sebagai bentuk perlindungan kreator.
“Proteksi harus dilakukan dari sekarang, jangan menunggu IP menjadi besar. EKRAF hadir untuk mempermudah proses yang selama ini dianggap ribet,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa potensi bisnis IP sangat besar melalui lisensi.
“Model licensing ini sudah berjalan di dunia. Marvel di AS, Pokémon di Jepang—semuanya mengandalkan licensing base,” katanya.
Lewat seluruh rangkaian acara, MaxDecal berharap dapat menjadi sumber inspirasi bagi modifikator dan kreator muda di Indonesia.
“Masa depan personalisasi dan seni dalam dunia otomotif sangat cerah. Banyak pecinta otomotif memodifikasi kendaraannya untuk menunjukkan gaya dan kepribadian mereka,” kata Nofian.
MaxDecal Art Party 2025 pun menjadi momentum besar dalam memperkuat hubungan antara seni, teknologi, otomotif, dan industri kreatif Indonesia.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR