GridOto.com - SYM ECHS 125 meluncur di EICMA 2025, siap meramaikan segmen motor matik 125 cc di Eropa bermodal desain ringkas dan dibranding sebagai kendaraan praktis.
Motor baru dari pabrikan Taiwan ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan kendaraan dalam kota yang irit bensin tetapi tetap nyaman.
Melansir dari 2banh.vn, pihak pabrikan mengklaim SYM ECHS 125 hanya menghabiskan 1,9 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km.
Rahasianya terletak pada mesin 125 cc satu silinder berpendingin udara, dipadukan dengan teknologi EnMIS.
Teknologi tersebut merupakan sistem pengapian ganda dengan dua busi serta mapping elektronik yang telah disempurnakan.
Kombinasi ini diklaim membantu mengoptimalkan efisiensi pembakaran dan menurunkan konsumsi bahan bakar.
Di atas kertas, efisiensi bahan bakarnya bisa dibilang seimbang dengan Honda Vario 125 yang diklaim mencapai 51,7 Km per liter, dengan metode WMTC.
Baca Juga: Harga Rp 21 Jutaan Kawasaki Luncurkan Matic 125 Cc, Mirip Vario 125?
Dengan angka tersebut, secara teoritis untuk menempuh jarak 100 km, Vario 125 juga menghabiskan 1,93 liter bensin.
Dari segi desain, SYM ECHS 125 disebut lincah untuk meliak-liuk di perkotaaan karena bentuknya yang ringkas dengan jarak sumbu roda 1.225 mm dan lebar 690 mm.
Tinggi jok 720 mm juga diklaim cocok untuk sebagian besar pengendara, baik untuk pria maupun wanita.
Soal kepraktisan, motor ini dibekali bagasi bawah jok dengan volume 37,5 liter, sehingga pengguna bisa menyimpan helm, tas, atau barang kecil lainnya dengan nyaman.
Selain itu, motor ini juga memiliki pijakan kaki yang luas, kait barang, dan rak belakang untuk meningkatkan kemampuan membawa barang tanpa membuat tampilan berantakan.
Dalam hal fitur, SYM ECHS 125 tergolong canggih dengan kehadiran keyless 2.0, port USB-A QC 3.0, lampu LED, layar LCD, rem ABS 1 kanal, sampai kontrol traksi.
Suspensinya memang dasar namun stabil, dengan fork depan dan monoshock belakang, dipadukan rem cakram depan 226 mm dan rem tromol belakang 130 mm.
Sayangnya belum ada informasi soal harga, tapi kira-kira cocok enggak nih kalau masuk ke Indonesia?
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR