GridOto.com - Kualitas BBM bukan hanya soal angka oktan, tetapi juga kandungan sulfurnya.
Sebab kandungan sulfur dari satu jenis BBM mempengaruhi keawetan dari mobil modern yang dibekali teknologi pengendalian emisi.
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga pakar bahan bakar dan pelumas mengatakan, kandungan sulfur menjadi faktor krusial dalam penentuan kelayakan bahan bakar, terutama untuk mesin-mesin terbaru yang menggunakan perangkat after-treatment.
"Sulfur harus rendah karena menentukan usia pakai peralatan after-treatment gas buang. Jika rusak, emisi akan naik. Selain itu, juga menentukan laju degradasi, terutama pada mesin diesel," kata Tri, (16/11/25) menukil Kompas.com.
Peralatan after-treatment yang dimaksud mencakup catalytic converter, diesel particulate filter (DPF), dan sistem reduksi emisi lainnya yang bekerja menyaring atau mengolah gas buang sebelum dilepas ke udara.
Kandungan sulfur tinggi dapat menyumbat, merusak, atau menonaktifkan perangkat ini, menyebabkan emisi kendaraan meningkat jauh di atas ambang batas standar.
Selain itu, sulfur juga berkontribusi pada percepatan keausan dan degradasi mesin, khususnya pada mesin diesel modern yang bekerja dengan tekanan tinggi.
Baca Juga: Bahannya Bau Mirip Telur Busuk, Ini yang Dimaksud BBM Rendah Sulfur
Kondisi tersebut membuat mesin menjadi lebih sensitif terhadap kualitas bahan bakar, sehingga membutuhkan BBM dengan sulfur rendah agar performa dan durabilitas tetap terjaga.
Standar emisi kendaraan seperti Euro 4, Euro 5, hingga Euro 6 secara langsung mensyaratkan penggunaan bahan bakar rendah sulfur.
Tanpa BBM yang sesuai, teknologi pengendalian emisi tidak dapat bekerja optimal, bahkan dapat rusak permanen.
Hal ini menjadikan ketersediaan bahan bakar berkualitas sebagai bagian dari ekosistem wajib untuk mencapai target penurunan emisi nasional.
Dengan perkembangan teknologi kendaraan dan meningkatnya tuntutan regulasi, kualitas BBM, khususnya kadar sulfur menjadi aspek penting dalam menentukan kelayakan bahan bakar.
Tanpa dukungan BBM yang tepat, mobil modern tidak hanya berisiko mengalami kerusakan, tetapi juga gagal memenuhi standar emisi yang telah ditetapkan.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR