Efisiensi ini membantu menekan emisi berbahaya dan mendukung kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, pembakaran optimal membuat konsumsi bahan bakar lebih hemat tanpa mengurangi tenaga.
Dengan begitu, bisa berkendara lebih jauh dengan efisiensi tinggi dan dampak lingkungan yang lebih kecil.
5. Mengubah Tegangan Listrik
Salah satu fungsi penting CDI adalah mengonversi tegangan rendah dari baterai atau spul menjadi tegangan tinggi.
Tegangan tinggi inilah yang kemudian dialirkan ke busi untuk menghasilkan percikan api kuat.
Proses konversi ini memastikan busi selalu mendapat daya cukup agar pembakaran terjadi dengan sempurna.
Tanpa mekanisme ini, pengapian bisa lemah dan mesin tidak akan menyala secara maksimal.
Baca Juga: Ini Part Yang Umurnya Bisa Jadi Pendek Bila Nekat Pakai Spull Motor KW
1. Mengisi Kapasitor
Proses dimulai ketika CDI menerima arus listrik dari sumber tenaga motor, seperti baterai atau alternator.
Arus ini kemudian digunakan untuk mengisi kapasitor yang menjadi tempat penampungan energi listrik sementara.
2. Menyimpan Energi
Kapasitor bertugas menyimpan energi listrik hingga mencapai tegangan tertentu dalam waktu sangat singkat.
Meski prosesnya cepat, daya yang tersimpan cukup besar untuk menciptakan percikan api kuat di busi nanti.
3. Pemicu (Trigger)
CDI memiliki sensor khusus seperti pickup coil atau pulser coil untuk menentukan waktu pengapian.
Sensor ini membaca posisi poros engkol agar energi dilepaskan tepat pada saat dibutuhkan.
4. Pelepasan Energi
Begitu mendapat sinyal dari sensor, CDI segera menyalurkan energi listrik dari kapasitor menuju koil pengapian.
Koil lalu memperkuat arus tersebut sebelum akhirnya mengirimkannya ke busi dalam bentuk tegangan tinggi.
5. Percikan Api di Busi
Energi tinggi yang sampai ke busi menciptakan percikan api kuat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.
Ledakan kecil inilah yang menggerakkan piston, menghasilkan tenaga, dan membuat mesin motor hidup dengan sempurna.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR