GridOto.com - Platform baru Bajaj siap melahirkan berbagai model, mulai dari motor listrik komuter hingga motor premium berperforma tinggi.
Diketahui Bajaj saat ini memimpin segmen skuter listrik di pasar India, setelah mencatat lonjakan pertumbuhan 58,5% pada Oktober 2025.
Meski menjadi pencapaian besar, Bajaj masih ingin memperkuat posisinya di pasar motor listrik.
Caranya, melalui jajaran motor listrik baru yang dibangun di atas platform internal teranyar.
Untuk platform motor listrik barunya, Bajaj memanfaatkan pengalaman panjang di segmen skuter listrik dan motor bermesin bensin.
Melansir Rushlane, Chetak sudah menjadi salah satu produk terlaris, sementara merek seperti Pulsar, Boxer, dan CT memiliki basis pengguna besar di banyak negara.
Setelah memahami kebutuhan konsumen, pengembangan produk yang lebih matang menjadi jauh lebih mudah.
Baca Juga: Harus Tahu, Ini Masalah Yang Sering Muncul di Bajaj Pulsar 135LS Berumur
Direktur Eksekutif Bajaj, Rakesh Sharma, menegaskan bahwa kerugian terbesar justru terjadi ketika sebuah peluang tidak dikerjakan, bukan ketika hasil investasi meleset dari ekspektasi.
Ini menunjukkan bahwa proyek motor listrik Bajaj akan dimulai sebagai inisiatif berbasis R&D.
Jika pasar berkembang sesuai prediksi, Bajaj dapat mempercepat langkah menuju peluncuran produk.
Melalui jajaran motor listrik barunya, Bajaj juga membidik pasar ekspor.
Sebagai eksportir roda dua terbesar India yang hadir di lebih dari 70 negara, peluangnya cukup besar.
Seperti salah satunya memperlebar pasar motor seperti ulsar, Boxer, dan CT yang diketahui sebelumnya punya basis besar.
Nah, jika Pulsar kembali hadir dan Indonesia masuk salah satu pasar, bisa membuka pasar mereka kembali.
Karena diketahui Sekitar 2017, karena kerja sama dengan Kawasaki berhenti, Bajaj akhirnya tidak lagi memasarkan produk di Indonesia.
Tidak ada lagi jalur resmi untuk penjualan maupun dukungan purnajual baru.
Namun komunitas Pulsar tetap aktif hingga kini, mengandalkan bengkel spesialis dan importir sparepart.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR