GridOto.com - Di tengah gencarnya peralihan ke kendaraan listrik (EV), muncul satu pertanyaan penting: ke mana perginya baterai bekas setelah tak lagi digunakan? Apakah menjadi berkah atau justru musibah?
Pertanyaan ini mengemuka dalam webinar bertema "Baterai EV Bekas: Mengubah Limbah Menjadi Energi Baru", yang digelar Minggu (14/9/2025).
Fariz M. Rizwan, International Affairs Market Development and Sustainability Associate Manager PT Mukti Mandiri Lestari, menegaskan pentingnya pengelolaan limbah baterai yang semakin hari kian meningkat.
“Sebetulnya, ketika ada baterai bekas yang masuk, itu bisa menjadi anugerah jika kita bisa mengelolanya dengan baik,” kata Fariz.
Menurutnya, baterai bekas menyimpan potensi material berharga yang bisa dipisahkan dan digunakan kembali dalam negeri.
Namun, jika tidak dikelola secara tepat, limbah tersebut dapat berubah menjadi bencana lingkungan.
Fariz menyoroti pentingnya sinergi antar pihak — pemerintah, industri, akademisi, hingga konsumen — untuk membentuk ekosistem pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik secara menyeluruh.
Ia juga mengingatkan bahwa menjelang 2030, jumlah kendaraan listrik diprediksi meningkat drastis.
Baca Juga: Ini Perbandingan Jumlah Mobil Listrik dan Pertumbuhan Infrastruktur Pengisiannya
“Artinya, akan makin banyak baterai, makin banyak panel surya, makin banyak charging station — dan tentu saja makin banyak limbah. Ini harus dikelola sejak sekarang,” tambahnya.
Webinar ini menekankan bahwa baterai bekas bukan akhir dari segalanya.
Dengan teknologi dan kolaborasi yang tepat, limbah justru bisa diubah menjadi sumber energi baru dan peluang ekonomi nasional.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR