"Diharapkan badan usaha swasta bisa memanfaatkan kelebihan volume ini untuk mendistribusikan BBM gasoline-nya, bensinnya," kata dia.
Namun, tahun 2025 terjadi perubahan dinamika konsumsi masyarakat.
Banyak pengguna yang sebelumnya membeli BBM bersubsidi seperti Pertalite (RON 90), kini beralih ke BBM nonsubsidi dengan angka oktan lebih tinggi.
Baca Juga: Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Bahlil Tiba-tiba Nyeletuk Suruh Beli ke Pertamina
"Sebenarnya ini dinamika konsumsi saja, yang tadinya banyak pengguna RON 90 (Pertalite), shifting (berpindah) ke RON lain," jelas Laode.
Diketahui, sejak pertengahan Agustus, sejumlah SPBU swasta di Jakarta menghentikan penjualan beberapa jenis BBM.
Kondisi ini terutama dialami SPBU yang dikelola Shell dan BP-AKR.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung menegaskan pemerintah segera membahas kelangkaan ini bersama Pertamina dan pengelola SPBU swasta.
Sinkronisasi impor dinilai penting agar tidak mengganggu neraca perdagangan Indonesia.
"Kami juga memperhatikan neraca komoditas. Jangan sampai neraca komoditas yang sudah disepakati itu ada kelebihan," kata Yuliot.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR