Namun sayangnya, enggak sedikit mekanik atau pemilik motor yang geber motor matic sampai limit.
Umumnya ini terjadi ketika motor habis lakukan upgrade CVT.
Lantaran pemilik atau mekanik ingin tahu alias kepo dengan performa motor setelah upgrade CVT.
Hal ini sebaiknya tidak dilakukan, sebab menurut Yoga ada part CVT yang enggak kuat digeber tanpa beban.
View this post on Instagram
"Saat kondisi tersebut beban motor sangat ringan sehingga bisa merusak per CVT," jelas Yoga.
Makanya kelihatan komponen yang berada di bagian yang sama dengan per CVT lepas dan merusak blok kirian.
"Per CVT bisa mengunci dan tidak sanggup menahan, lantas rusak," kata Yoga yang bengkelnya spesialis big matic ini.
Baca Juga: Baru Tahu, Ini Arti Angka RPM Pada Per CVT Motor Matic Aftermarket
"Yang tadinya per keriting jadi enggak keriting lagi, kalau di bengkel bilangnya ngebonding (jadi lurus)," tambahnya.
Menurut Yoga, hal ini berlaku juga untuk motor matic yang masih standar.
"Motor dalam keadaan standar ting-ting pun tidak boleh digeber sampai rpm tinggi saat posisi standar tengah," ujar Yoga.
"Karena kita enggak tahu kondisi CVT-nya seperti apa, dalam keadaan kotor atau tidak, perlu diservis atau tidak," tuturnya pria yang bengkelnya berada di Jalan Bulak Ringin No.88, Ciracas, Jakarta Timur.
Makanya, sebaiknya hal itu memang dihindari karena ada risiko besar yang mengintai.
Selain bisa merusak banyak komponen CVT, ditakutkan serpihan komponen yang pecah malah melukai orang disekitar.
Jadi harus lebih berhati-hati jika ingin menggeber motor matic dalam kondisi tanpa beban seperti distandar tengah.
| Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR