Dikutip dari kompas.com, aksi pencurian kendaraan bermotor meneror Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dalam tiga hari terakhir, ada 4 motor mahasisiwa KKN di Kabupaten Lumajang, raib dicuri.
Peristiwa pertama terjadi pada Rabu (6/8/2025) kemarin. Saat itu, curanmor membobol Kantor Balai Desa Alun-alun, Ranuyoso, Kabupaten Lumajang.
Akibatnya, dua unit motor milik mahasiswa peserta KKN dari Universitas Jember (Unej) dan Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember raib.
Selang tiga hari kemudian, aksi pencurian kendaraan bermotor kembali menimpa mahasiswa KKN di Kabupaten Lumajang.
Kali ini, dua motor milik Audi dan Keisha, mahasiswa KKN Universitas Jember (Unej) di Desa Tempeh Tengah, Tempeh, Lumajang.
Aksi pencurian itu terjadi di posko KKN yang berada di rumah Kepala Desa Tempeh Tengah pada Jumat (8/8/2025) dini hari.
Baca Juga: Total 11 Mahasiswa Ditarik dari Lumajang, Dipicu Dua Motor Lenyap saat KKN
Kepala Desa Tempeh Tengah Muhammad Mansur Sah mengatakan, aksi pencurian motor mahasiswa KKN di rumahnya terjadi sekitar pukul 02.30 WIB.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV, aksi pencurian terlihat dilakukan oleh 3 orang pelaku.
"Kejadiannya jam setengah 3, kalau di CCTV itu kelihatan mulai berakis pukul 02.27 WIB dan keluar 02.34 WIB, pelaku ada 3 orang," kata Mansur di rumahnya (8/8/2025).
Di sisi lain, Universitas Jember menilai dua insiden pencurian kendaraan bermotor yang menimpa mahasiswanya saat menjalani program KKN kolaboratif di Kabupaten Lumajang, bukanlah kebetulan.
Kejadian serupa terjadi di dua lokasi berbeda, yaitu Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, dan Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, dalam rentang waktu hanya tiga hari.
Akibat dari kedua kejadian tersebut, empat motor hilang, di mana tiga di antaranya adalah milik mahasiswa Universitas Jember, sedangkan satu unit lainnya milik mahasiswa Universitas Islam KH Achmad Shidiq (UIN KHAS) Jember.
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember, Ali, mengungkapkan bahwa ada kesamaan mencolok dalam kedua insiden yang merugikan mahasiswa KKN tersebut.
Ali menegaskan bahwa kejadian ini tidak bisa dianggap sebagai kebetulan.
"Bukan kebetulan, karena tiga rangkaian kejadian kok mirip dengan modus operandi yang mirip, jadi saya rasa ini bukan kebetulan," ujarnya (8/8/2025).
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR