Di sana mereka kerap saling menantang untuk balapan pakai motor.
Finishnya di cafe lain, sekalian pindah di tongkrongan.
Makanya, untuk bisa jadi pemenang banyak dari mereka yang memodifikasi motornya dengan mempreteli part-part aslinya.
Tujuannya agar motor mereka ringan sehingga larinya bisa makin kencang.
Bukan cuma itu, posisi setang yang dibuat rendah dikombinasikan dengan tangki yang punya permukaan flat, tujuannya tak lain adalah biar mereka bisa nunduk dengan nyaman.
Di kala itu, selain jadi pemenang mereka juga seperti punya misi tak tertulis.
Yakni harus bisa menembus kecepatan 160 mil per jam, atau setara 257,4 Km/jam agar mereka benar-benar diakui sebagai rider kencang.
Bicara cafe, percaya enggak kalau ternyata cafe-cafe tempat para pemuda tahun 50-an ini nongkorng ada yang masih eksis sampai sekarang.
Salah satunya ada Ace Cafe di London, boleh tuh buat Sobat GridOto yang punya rezeki lebih buat berkunjung ke sana, apalagi kalau kamu penggemar Cafe Racer.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR