Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Ambulans Dirusak Saat Demo ODOL Perkara Sirine Nyala Tanpa Ada Pasien, Nih Aturannya

Ferdian - Jumat, 20 Juni 2025 | 20:30 WIB
Ambulans dirusak oknum yang sedang menggelar demo ODOL dengan alasan menyalakan sirine tanpa pasien
TribunSolo.com/ Mardon Widiyanto
Ambulans dirusak oknum yang sedang menggelar demo ODOL dengan alasan menyalakan sirine tanpa pasien

Apabila ambulans membunyikan sirine seperti palang kereta api, itu artinya ambulans sedang dalam perjalanan menjemput pasien.

Kemudian, jika ambulans membunyikan suara sirene tidak terlalu cepat dan terdengar suara sirene ambulans dengan jeda lambat, artinya ambulans sedang membawa pasien yang tidak darurat.

Lanjut, ambulans menyalakan bunyi sirene cepat dan bunyi dengan jeda lambat namun bersuara lebih cepat, tandanya ambulans sedang membawa pasien dengan kondisi gawat darurat.

Kemudian apabila ambulans membunyikan sirene dengan suara panjang, artinya mobil ambulans sedang membawa jenazah.

"Ada prosedur penggunaan sirine ambulans dan para sopir ambulans terlatih dalam kegawatdaruratan, dan penggunaan sirine berbeda untuk kondisi darurat, kontrol, maupun penjemputan pasien dan jenazah," pungkasnya.

Baca Juga: Heboh Sopir Ambulans Bingung Antar Jenazah Ditemani Dua Pasien ODGJ, Begini Cerita Aslinya

Apabila melihat aturan yang berlaku seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, penggunaan lampu isyarat atau sirene sesuai pasal 134 dan 135, boleh dipasang pada kendaraan yang mendapatkan hak utama.

Secara aturan pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan urutan berikut:

a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.
b. Ambulans yang mengangkut orang sakit.
c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.
d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia.
e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara.
f. Iring-iringan pengantar jenazah.
g. Konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Selanjutnya pada pasal ke 135 pasal 1, disebut kendaraan yang mendapat hak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan/atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene.

Jika sudah mengetahui dasar hukumnya, perlu juga paham soal peruntukkan warna pada lampu isyarat atau strobo.

Terkait hal ini, tertera di Pasal 59 ayat 5 masih di UULLAJ nomor 22 tahun 2009, dan berikut bunyinya.

a. Lampu isyarat warna biru dan sirene digunakan untuk kendaraan bermotor petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Lampu isyarat warna merah dan sirene digunakan untuk kendaraan bermotor tahanan, pengawalan Tentara Nasional Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans, palang merah, rescue, dan jenazah.
c. Lampu isyarat warna kuning tanpa sirene digunakan untuk kendaraan bermotor patroli jalan tol, pengawasan sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, perawatan dan pembersihan fasilitas umum, menderek kendaraan, dan angkutan barang khusus.

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa