GridOto.com - Belkote Paints ikut meramaikan ajang Indonesia Modification & Lifestyle Expo (IMX) 2025 Semarang yang digelar di kawasan Sam Poo Kong, Semarang pada Sabtu (26/4/2025).
Dalam kegiatan ini, jenama cat otomotif anak bangsa produksi PT Bintang Chemical Indonesia tersebut mengusung tema 'Mixing the Old with the Bold'.
Tema itu memiliki gagasan tentang bagaimana teknik tradisional dalam pengecatan otomotif, seperti oplosan manual, dapat berpadu dengan teknologi modern seperti spectrometer.
Adapun, ide ini menjadi benang merah untuk seluruh aktivitas dan tampilan Belkote di IMX 2025 Semarang, mulai dari gelaran kompetisi hingga visual booth.
Direktur Marketing PT Bintang Chemical Indonesia, Andrew Budi Kurniawan mengatakan, bahwa tema ini bukan hanya relevan dengan dunia otomotif, tetapi juga mencerminkan arah industri lokal ke depan.
Menurutnya, di tengah arus digitalisasi dan otomasi, pihaknya percaya bahwa akar tradisional bukan untuk ditinggalkan, melainkan untuk disempurnakan.
“Inovasi tidak harus menghapus tradisi, justru ketika keduanya disatukan, hasilnya akan jauh lebih kuat, lebih berkarakter, dan lebih relevan dengan masa kini,” ujar Andrew dalam keterangan tertulis yang diterima GridOto.com, Senin (28/4/2025).
Sebagai perwujudan dari gagasan tersebut, Belkote menerjemahkan tema yang diusung ke dalam berbagai program selama gelaran IMX 2025 Semarang.
Salah satunya melalui Battle of Mixing, sebuah kompetisi pencampuran warna cat yang terbuka bagi publik, khususnya para tinters dan painters profesional.
Baca Juga: Cara Belkote Paints Dukung Modifikator, Hadirkan Cat Otomotif Berkualitas
Kompetisi ini menantang peserta untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam melakukan mixing warna, baik melalui teknik oplosan manual maupun pendekatan berbasis teknologi spectrometer.
Adapun penilaian dilakukan oleh tiga figur yang telah lama berkecimpung di dunia modifikasi dan auto-refinish, yakni Maverick Jonathan dari Wetgloss, Anong Oprek yang mewakili Belkote Paints, serta Reindy Riupassa dari BTX Concept seorang racer sekaligus car enthusiast yang dikenal atas perhatiannya terhadap detail estetika kendaraan.
Dengan pengalaman dan perspektif yang beragam dari ketiga juri tersebut, Battle of Mixing menjadi panggung yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga edukatif.
Ajang ini mengangkat pentingnya presisi, kreativitas, dan proses dalam dunia pengecatan otomotif.
Tak hanya menghadirkan tampilan visual yang kuat, Belkote juga merayakan semangat komunitas dengan meluncurkan diecast 180SX edisi terbatas serta menghadirkan berbagai merchandise eksklusif yang hanya tersedia selama gelaran IMX 2025 Semarang berlangsung.
Lebih lanjut, konsep 'Mixing the Old with the Bold' juga divisualisasikan secara unik melalui booth bertema Warung Tegal (warteg), yang membawa suasana khas Indonesia ke tengah panggung modifikasi.
Di booth ini, Belkote memamerkan mobil legendaris Nissan 180SX milik Garasi Drift, yang menjadi simbol gaya modifikasi anak muda masa kini.
Gimi Bayu selaku Brand Strategic Belkote menjelaskan, bahwa konsep ini merupakan bentuk nyata dari modifikasi mobil yang sudah mengakar di Indonesia dan bisa dilakukan oleh segala kalangan.
“Lewat konsep warteg kami ingin mengajak semua pecinta modifikasi untuk berkumpul dan berkolaborasi dengan kami,” tegasnya
Menegaskan komitmennya dalam menghadirkan kolaborasi yang berdampak, Belkote juga mempersembahkan hasil kerja sama lintas negara melalui mobil Monalisa milik Garasi Drift yang telah di-repaint dan dikustom oleh Platinum Auto Workshop (PAW) workshop lokal dengan reputasi tinggi dalam urusan repaint, restorasi, dan bodykit custom.
Berbeda dari mobil yang dipamerkan di booth Belkote, mobil Monalisa ini tampil secara eksklusif di booth Liberty Walk (LBWK), brand modifikasi asal Jepang yang dikenal dengan gaya dan karakter khasnya.
Kehadiran karya anak bangsa di panggung LBWK menjadi simbol bahwa talenta lokal mampu bersaing dan diakui di ranah internasional.
“Hal ini menjadi simbol bahwa kualitas lokal dapat bersanding dengan pemain global. Belkote berkomitmen untuk terus membawa karya-karya Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, tanpa kehilangan jati diri dan kekayaan lokalnya,” pungkas Andrew.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR