BSPL juga bekerja sama dengan perusahaan seperti Astra, yang memasok sampah plastik mereka untuk diolah menjadi bahan bakar, meski masih dalam skala kecil.
Mesin Faspol 5.0 yang digunakan BSPL merupakan ciptaan Budi Tresno Aji dari Bank Sampah Banjarnegara (BSB), yang pengembangannya didukung penuh oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ardi menegaskan pengelolaan sampah harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga perusahaan.
Baca Juga: Sampah Plastik Bisa Jadi Solar, Pertamina Dex Lewat, Pakai Alat Ini
Selama beberapa tahun bergelut dengan pengolahan sampah plastik di Kota Bengkulu, Ardi dan Derman Sitorus merasa prihatin melihat pengelolaan sampah yang kurang optimal.
"Tiga tahun lalu kami tawarkan kerja sama pengelolaan sampah dengan Pemerintah Kota Bengkulu, tapi belum ada respons. Bila wali kota baru berminat, kami siap bantu," ungkapnya.
Ardi bahkan menekankan jika pengelolaan sampah dilakukan dengan benar, maka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak lagi diperlukan.
"TPA sudah tidak perlu lagi karena sampah sudah habis digunakan dan diolah. Bila dikelola dengan benar dengan melibatkan masyarakat," ujarnya.
Menurut Ardi, BSPL memerlukan perlindungan pemerintah, khususnya dalam bentuk regulasi yang mendukung pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar.
"Yang paling kami perlukan dari pemerintah adalah regulasi tentang pengolahan sampah jadi bahan bakar sehingga kami merasa nyaman dan tetap berkarya karena BSPL juga berkontribusi pada ketahanan energi dan pangan," tegasnya.
Ardi juga mengungkapkan komunikasi dengan wali kota terpilih sudah terjalin dan berharap kepemimpinan baru di Kota Bengkulu dapat serius dalam menyelesaikan persoalan sampah yang semakin mengkhawatirkan.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR